๐๐MUHASABAH CINTA๐๐
Hari/Tgl. : Jum'at 09 November 2018
01 Robi'ul Awwal 1440 H
No. : 1270/MC/KOM/XI/2018
Materi : Muhasabah Cinta
Tujuan : KUTUBer & Umum
=========☆☆☆☆===========
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
๐ Cerita Inspirasi Tahajjud bersama Ust. H. Uti Konsen U.M.
๐ฐ Semoga Meraih Haji Mabrur
Ibadah haji dapat disebut sebagai perjalanan suci. Perjalanan ibadah haji juga dikatakan perjalanan untuk memenuhi panggilan Nabi Ibrahim atas perintah Allah.
Allah SWT berfirman:
َูุงَุฐِّْู ِูู ุงَّููุงุณِ ุจِุงْูุญَุฌِّ َูุฃْุชَُْูู ุฑِุฌَุงًูุง َّูุนَٰูู ُِّูู ุถَุงู ِุฑٍ َّูุฃْุชَِْูู ู ِْู ُِّูู َูุฌٍّ ุนَู ٍِْูู
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS. Al-Hajj: Ayat 27)
Panggilan itu diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW, “Wahai manusia, Allah SWT telah mewajibkanmu untuk melaksanakan ibadah haji. Kalian harus melaksanakannya“. (HR. Muslim).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ditekankan untuk bepergian kecuali pada tiga masjid, yaitu : Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Aqsha. (HR. Bukhari-Muslim).
Satu harapan dari seluruh jamaah haji ialah meraih haji yang mabrur, karena pengampunan dan surga Allah SWT menjadi balasan dan imbalannya. Rasulullah SAW bersabda, “Haji yang mabrur tak ada balasan lain kecuali surga“. (HR. Bukhari-Muslim).
Haji mabrur berarti haji yang baik atau mendatangkan kebaikan bagi pelakunya. Menurut para ulama, haji mabrur itu adalah haji yang tidak dicampuri atau dinodai oleh dosa-dosa. Ini mengandung makna bahwa kebaikan haji diperoleh para hujjaj itu telah membentengi diri mereka dari dosa-dosa dan berbagai tindak kejahatan baik kecil maupun besar.
Dalam bahasa yang lebih simpel, Imam Nawawi memberikan definisi yang lebih konkret tentang haji mabrur. Menurut beliau, haji mabrur adalah haji yang buah atau hasilnya tampak jelas bagi para pelakunya. Buah haji mabrur itu, tak lain adalah menguatnya iman dan meningkatnya ibadah dan amal saleh dalam arti yang seluas-luasnya. Dengan demikian lanjut Imam Nawawi, maka keadaan hujjaj itu setelah menunaikan ibadah haji jauh lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Bertolak dari pemikiran Imam Nawawi di atas dapat dipahami bahwa mendapatkan haji mabrur merupakan sesuatu yang sulit. Namun sesungguhnya yang lebih sulit lagi adalah mempertahankan dan memelihara kemabruran haji itu. Kemabruran haji itu memang harus terus dijaga dan dipelihara sepanjang waktu dalam hidup kita.
Menjaga dan memelihara kemabruran haji itu dapat dilakukan dengan mengupayakan peningkatan kualitas keberagamaan itu sendiri baik dalam tataran iman , ibadah, amal saleh maupun akhlak. Peningkatan iman diwujudkan antara lain dalam bentuk menguatnya kesadaran seseorang tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT. Peningkatan ibadah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah secara sempurna dan istiqamah terutama salat lima waktu.
Peningkatan amal saleh diuwujudkan antara lain, dalam bentuk kepedulian sosial dan keberpihakan orang yang bersangkutan terhadap orang-orang lemah dan kaum duafa. Seperti perjalanan pada umumnya, safar melaksanakan ibadah haji juga membutuhkan bekal. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengingatkan tentang bekal haji itu. Peringatan itu tertuang dalam surah Al Baqarah ayat 197,
َูุชَุฒََّูุฏُْูุง َูุงَِّู ุฎَْูุฑَ ุงูุฒَّุงุฏِ ุงูุชَّْٰููู ۖ َูุงุชَُِّْููู ٰูุۤงُِููู ุงْูุงَْูุจَุงุจِ
“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal“. (QS. Al-Baqarah : 197)
© Menurut Imam Ghazali, bekal yang harus disiapkan oleh calon jemaah haji berdasarkan ayat di atas ada dua macam :
1. Bekal yang bersifat fisik material.
Bekal ini diperlukan baik untuk ongkos perjalanan maupun biaya hidup. Bekal ini juga diperlukan untuk berbuat kebajikan, memberi infak dan sedekah. Rasul SAW bersabda, “Biaya dan infak yang dikeluarkan dalam ibadah haji sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan jihad fisabilillah. Satu dirham dilipatgandakan pahalanya sampai tujuh ratus dirham “. (HR. Ahmad). Tanpa bekal yang cukup, calon haji tentu sulit memenuhi anjuran ini.
2. Bersifat mental spiritual .
Yang terpenting dari bekal itu, yaitu pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang ibadah haji. Selain pengetahuan yang penting juga amal saleh dan akhlakul karimah. Inilah bekal taqwa yang secara explisit disebut dalam ayat di atas.
Takwa disini menunjuk kesiapan mental calon haji memenuhi panggilan Allah dengan memperbanyak saleh sosial dan saleh ritual. Takwa seperti disebutkan di atas adalah bekal calon haji yang sesungguhnya. Bekal material diperlukan hanya dalam kerangka untuk menopang dan mendukung terwujudnya bekal takwa itu.
Wallahu’alam.
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
==========☆☆☆============
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai
๐ฒ Cinta Hafidz - Norek :3350010324
๐ฑCinta Yatim - No. rek: 3350010325
๐ป Peningkatan Ekonomi Duafa - No. Rek:3350010326
๐ฎCinta Masjid - No. rek 3350010327
๐ฆ Sosial Kemanusiaan - No.Rek : 3350010328
☎ Syiar Dakwah - No, Rek: 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya
๐ฑKonfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊๐ป *Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah*
Hari/Tgl. : Jum'at 09 November 2018
01 Robi'ul Awwal 1440 H
No. : 1270/MC/KOM/XI/2018
Materi : Muhasabah Cinta
Tujuan : KUTUBer & Umum
=========☆☆☆☆===========
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
๐ Cerita Inspirasi Tahajjud bersama Ust. H. Uti Konsen U.M.
๐ฐ Semoga Meraih Haji Mabrur
Ibadah haji dapat disebut sebagai perjalanan suci. Perjalanan ibadah haji juga dikatakan perjalanan untuk memenuhi panggilan Nabi Ibrahim atas perintah Allah.
Allah SWT berfirman:
َูุงَุฐِّْู ِูู ุงَّููุงุณِ ุจِุงْูุญَุฌِّ َูุฃْุชَُْูู ุฑِุฌَุงًูุง َّูุนَٰูู ُِّูู ุถَุงู ِุฑٍ َّูุฃْุชَِْูู ู ِْู ُِّูู َูุฌٍّ ุนَู ٍِْูู
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS. Al-Hajj: Ayat 27)
Panggilan itu diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW, “Wahai manusia, Allah SWT telah mewajibkanmu untuk melaksanakan ibadah haji. Kalian harus melaksanakannya“. (HR. Muslim).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ditekankan untuk bepergian kecuali pada tiga masjid, yaitu : Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Aqsha. (HR. Bukhari-Muslim).
Satu harapan dari seluruh jamaah haji ialah meraih haji yang mabrur, karena pengampunan dan surga Allah SWT menjadi balasan dan imbalannya. Rasulullah SAW bersabda, “Haji yang mabrur tak ada balasan lain kecuali surga“. (HR. Bukhari-Muslim).
Haji mabrur berarti haji yang baik atau mendatangkan kebaikan bagi pelakunya. Menurut para ulama, haji mabrur itu adalah haji yang tidak dicampuri atau dinodai oleh dosa-dosa. Ini mengandung makna bahwa kebaikan haji diperoleh para hujjaj itu telah membentengi diri mereka dari dosa-dosa dan berbagai tindak kejahatan baik kecil maupun besar.
Dalam bahasa yang lebih simpel, Imam Nawawi memberikan definisi yang lebih konkret tentang haji mabrur. Menurut beliau, haji mabrur adalah haji yang buah atau hasilnya tampak jelas bagi para pelakunya. Buah haji mabrur itu, tak lain adalah menguatnya iman dan meningkatnya ibadah dan amal saleh dalam arti yang seluas-luasnya. Dengan demikian lanjut Imam Nawawi, maka keadaan hujjaj itu setelah menunaikan ibadah haji jauh lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Bertolak dari pemikiran Imam Nawawi di atas dapat dipahami bahwa mendapatkan haji mabrur merupakan sesuatu yang sulit. Namun sesungguhnya yang lebih sulit lagi adalah mempertahankan dan memelihara kemabruran haji itu. Kemabruran haji itu memang harus terus dijaga dan dipelihara sepanjang waktu dalam hidup kita.
Menjaga dan memelihara kemabruran haji itu dapat dilakukan dengan mengupayakan peningkatan kualitas keberagamaan itu sendiri baik dalam tataran iman , ibadah, amal saleh maupun akhlak. Peningkatan iman diwujudkan antara lain dalam bentuk menguatnya kesadaran seseorang tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT. Peningkatan ibadah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah secara sempurna dan istiqamah terutama salat lima waktu.
Peningkatan amal saleh diuwujudkan antara lain, dalam bentuk kepedulian sosial dan keberpihakan orang yang bersangkutan terhadap orang-orang lemah dan kaum duafa. Seperti perjalanan pada umumnya, safar melaksanakan ibadah haji juga membutuhkan bekal. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengingatkan tentang bekal haji itu. Peringatan itu tertuang dalam surah Al Baqarah ayat 197,
َูุชَุฒََّูุฏُْูุง َูุงَِّู ุฎَْูุฑَ ุงูุฒَّุงุฏِ ุงูุชَّْٰููู ۖ َูุงุชَُِّْููู ٰูุۤงُِููู ุงْูุงَْูุจَุงุจِ
“Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal“. (QS. Al-Baqarah : 197)
© Menurut Imam Ghazali, bekal yang harus disiapkan oleh calon jemaah haji berdasarkan ayat di atas ada dua macam :
1. Bekal yang bersifat fisik material.
Bekal ini diperlukan baik untuk ongkos perjalanan maupun biaya hidup. Bekal ini juga diperlukan untuk berbuat kebajikan, memberi infak dan sedekah. Rasul SAW bersabda, “Biaya dan infak yang dikeluarkan dalam ibadah haji sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan jihad fisabilillah. Satu dirham dilipatgandakan pahalanya sampai tujuh ratus dirham “. (HR. Ahmad). Tanpa bekal yang cukup, calon haji tentu sulit memenuhi anjuran ini.
2. Bersifat mental spiritual .
Yang terpenting dari bekal itu, yaitu pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang ibadah haji. Selain pengetahuan yang penting juga amal saleh dan akhlakul karimah. Inilah bekal taqwa yang secara explisit disebut dalam ayat di atas.
Takwa disini menunjuk kesiapan mental calon haji memenuhi panggilan Allah dengan memperbanyak saleh sosial dan saleh ritual. Takwa seperti disebutkan di atas adalah bekal calon haji yang sesungguhnya. Bekal material diperlukan hanya dalam kerangka untuk menopang dan mendukung terwujudnya bekal takwa itu.
Wallahu’alam.
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
==========☆☆☆============
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai
๐ฒ Cinta Hafidz - Norek :3350010324
๐ฑCinta Yatim - No. rek: 3350010325
๐ป Peningkatan Ekonomi Duafa - No. Rek:3350010326
๐ฎCinta Masjid - No. rek 3350010327
๐ฆ Sosial Kemanusiaan - No.Rek : 3350010328
☎ Syiar Dakwah - No, Rek: 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya
๐ฑKonfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊๐ป *Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah*
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA