Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Selamat Datang Di Situs Kami
Bismilahirrahmanirrahim
Tafsir Mimpi atau Arti mimpi ini Sebagian Besar Di ambil dari Kitab Ta'bir Ru'yah Shoghir karya Ulama Besar Syekh Muhammad Bin Sirrin. Disertai Dengan Contoh dan Kisah nyata dari berbagai Sumber Semoga Bisa Bermanfaat. Serta Artikel artikel Islami, Semoga Menambah Hasanah Ke Islaman Kita... Amin
๐๐๐๐๐๐
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Rabu, 24 Oktober 2018
16 Safar 1440
No. : 1296/AM/KOM/X/2018
Materi : Tafsir ibn Katsir
Pemateri : Ustd. Abdul Wahid Amin, M.Pd
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ
๐ Tafsir Surat Al-Muzzamil Ayat 11
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู
َูุฐَุฑِْูู َูุงْูู َُูุฐِّุจَِูู ุฃُِููู ุงَّููุนْู َุฉِ َูู َُِّْูููู ْ ًَِููููุง
"Dan biarkanlah Aku saja (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan itu, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar. (QS. Al-Muzammil : 11)
▪ Tafsir ayat 11
Setelah Nabi muhammad diperintahkan untuk bersabar atas apa yang dilakukan orang-orang kafr, dan diharuskan meninggalkan mereka dengan cara yang baik maka pada ayat ke 11 ini, Allah menjelaskan bahwa, Dialah yang memberikan ancaman dan balasan terhadap perbuatan mereka. Hal ini juga terjadi karena kedustaan dan keingkaran mereka atas kenikmatan dunia yang mereka dapati yang seharusnya menjadikan mereka lebih taat daripada yang lain. (Tafsir Ibn Katsir).
َูุฐَุฑِْูู َูุงْูู َُูุฐِّุจَِูู ุฃُِููู ุงَّููุนْู َุฉِ َูู َُِّْูููู ْ ًَِููููุง
Maksudnya ayat diatas, "Biarkanlah para pendusta yang memiliki kemewahan dengan memiliki banyak harta itu, karena sesungguhnya Aku yang akan mencukupimu dari urusan mereka dan membalasnya dengan apa yang mereka miliki itu. Mereka akan diberikan penangguhan sampai ketetapan ajalnya tiba dan ketika itu terjadi maka rasakanlah adzab yang dijanjikan kepadanya". (Tafsir al-Maraghi).
▪ Ayat ini semakna pula dengan ayat 24 Surat Luqman seperti firman Allah :
ُูู َุชِّุนُُูู ْ ًَِููููุง ุซُู َّ َูุถْุทَุฑُُّูู ْ ุฅَِٰูู ุนَุฐَุงุจٍ ุบَِููุธٍ
"Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras". (QS. Luqman : 24).
Menurut sebuah riwayat, ayat ini juga turun berkaitan dengan keberanian orang-orang Quraisy dan para pemimpinnya yang suka memperolok-olok. Dalam riwayat Aisyah disebutkan bahwa perang Badar terjadi tidak lama setelah ayat ini turun. (Tafsir Qurtubi). Selanjutnya, Allah menjanjikan ancaman kepada mereka dengan 4 perkara dan semuanya akan dibahas pada ayat berikutnya. Insyaa Allah.
Kenapa Allah yang bertindak “biarkanlah Aku saja (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan itu??“ karena dakwah itu seruan-Nya dan Nabi Muhammad hanya menyampaikan. Biarkan mereka mendustakan, dan tinggalkan dengan cara yang baik dan istirahatlah dari memikirikan mereka karena Allah yang akan membalasnya. (Tafsir fi Dzilalil Qur’an).
▪ Inti pembahasan ayat ke 11 Al-Muzammil adalah :
Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad SAW mengembalikan urusannya kepada Tuhannya dalam menghadapi pendusta-pendusta agama yang kaya raya dan bermegah-megah dengan kekayaannya itu. Hal ini karena, Tuhannyalah yang akan menyiksa dan mengadzab mereka sebagaimana telah diperlihatkan-Nya kepada orang-orang mukmin pada hari perang Badar yang peristiwanya tidak lama setelah turun ayat ini. (Al-Qur’an dan tafsirnya : Depag RI).
Wa’allahu ‘alam
★★★★
๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ
=============================
๐ณ๐ปKonsultasi: https://wa.me/6281254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
๐ฒ Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
๐ณ Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
๐ฑKonfirmasi : https://wa.me/ 085749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
*✊๐ป Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)*
Aang
06.11
New Google SEO
Bandung, Indonesia*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Rabu, 24 Oktober 2018
16 Safar 1440
No. : 1296/AM/KOM/X/2018
Materi : Tafsir ibn Katsir
Pemateri : Ustd. Abdul Wahid Amin, M.Pd
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ
๐ Tafsir Surat Al-Muzzamil Ayat 11
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู
َูุฐَุฑِْูู َูุงْูู َُูุฐِّุจَِูู ุฃُِููู ุงَّููุนْู َุฉِ َูู َُِّْูููู ْ ًَِููููุง
"Dan biarkanlah Aku saja (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan itu, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar. (QS. Al-Muzammil : 11)
▪ Tafsir ayat 11
Setelah Nabi muhammad diperintahkan untuk bersabar atas apa yang dilakukan orang-orang kafr, dan diharuskan meninggalkan mereka dengan cara yang baik maka pada ayat ke 11 ini, Allah menjelaskan bahwa, Dialah yang memberikan ancaman dan balasan terhadap perbuatan mereka. Hal ini juga terjadi karena kedustaan dan keingkaran mereka atas kenikmatan dunia yang mereka dapati yang seharusnya menjadikan mereka lebih taat daripada yang lain. (Tafsir Ibn Katsir).
َูุฐَุฑِْูู َูุงْูู َُูุฐِّุจَِูู ุฃُِููู ุงَّููุนْู َุฉِ َูู َُِّْูููู ْ ًَِููููุง
Maksudnya ayat diatas, "Biarkanlah para pendusta yang memiliki kemewahan dengan memiliki banyak harta itu, karena sesungguhnya Aku yang akan mencukupimu dari urusan mereka dan membalasnya dengan apa yang mereka miliki itu. Mereka akan diberikan penangguhan sampai ketetapan ajalnya tiba dan ketika itu terjadi maka rasakanlah adzab yang dijanjikan kepadanya". (Tafsir al-Maraghi).
▪ Ayat ini semakna pula dengan ayat 24 Surat Luqman seperti firman Allah :
ُูู َุชِّุนُُูู ْ ًَِููููุง ุซُู َّ َูุถْุทَุฑُُّูู ْ ุฅَِٰูู ุนَุฐَุงุจٍ ุบَِููุธٍ
"Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras". (QS. Luqman : 24).
Menurut sebuah riwayat, ayat ini juga turun berkaitan dengan keberanian orang-orang Quraisy dan para pemimpinnya yang suka memperolok-olok. Dalam riwayat Aisyah disebutkan bahwa perang Badar terjadi tidak lama setelah ayat ini turun. (Tafsir Qurtubi). Selanjutnya, Allah menjanjikan ancaman kepada mereka dengan 4 perkara dan semuanya akan dibahas pada ayat berikutnya. Insyaa Allah.
Kenapa Allah yang bertindak “biarkanlah Aku saja (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan itu??“ karena dakwah itu seruan-Nya dan Nabi Muhammad hanya menyampaikan. Biarkan mereka mendustakan, dan tinggalkan dengan cara yang baik dan istirahatlah dari memikirikan mereka karena Allah yang akan membalasnya. (Tafsir fi Dzilalil Qur’an).
▪ Inti pembahasan ayat ke 11 Al-Muzammil adalah :
Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad SAW mengembalikan urusannya kepada Tuhannya dalam menghadapi pendusta-pendusta agama yang kaya raya dan bermegah-megah dengan kekayaannya itu. Hal ini karena, Tuhannyalah yang akan menyiksa dan mengadzab mereka sebagaimana telah diperlihatkan-Nya kepada orang-orang mukmin pada hari perang Badar yang peristiwanya tidak lama setelah turun ayat ini. (Al-Qur’an dan tafsirnya : Depag RI).
Wa’allahu ‘alam
★★★★
๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ๐๐๐ผ
=============================
๐ณ๐ปKonsultasi: https://wa.me/6281254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
๐ฒ Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
๐ณ Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
๐ฑKonfirmasi : https://wa.me/ 085749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
*✊๐ป Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)*
Abdul Qodir Zailani : Syekh Abdul Qadir Jaelani, Ulama Besar Sepanjang ZamanSyekh
Bagian 1
Bagian 1
Sayyidul Auliya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah, (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Al-Jailani). Lahir di Jailan Iran, selatan Laut Kaspia pada 470 H/1077 M sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata al Jailani atau al Kailani. Biografi beliau dimuat dalam Kitab ุงูุฐูู ุนูู ุทุจู ุงูุญูุงุจูุฉ Adz Dzail Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab al Hambali.
Daftar isi
- 1 Kelahiran, Silsilah dan Nasab
- 2 Masa Muda
- 3 Murid
- 4 Perkataan Ulama tentang Beliau
- 5 Tentang Karamahnya
- 6 Karya
- 7 Ajaran-ajaranya
- 8 Awal Kemasyhuran
- 9 Hubungan Guru dan Murid
- 10 Pranala luar
- 11 Referensi
Kelahiran, Silsilah dan Nasab
Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al_A'zham Syekh Abdul Qodir al-Jilani Amoli. Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H. Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama[1]. Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha r.a ,melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi. Syekh Sayyid Abdurrahman Jami rah.a memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A'zham r.a sebagi berikut : "Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A'zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu"[1]. Silsilah Keluarganya adalah Sebagai berikut : Dari Ayahnya(Hasani)[
Syeh Abdul Qodir bin Abu Shalih bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun bin Abdul Mahdhi bin Hasan al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah binti Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam
Dari ibunya(Husaini) : Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah Sum'i bin Abu Jamal bin Muhammad bin Mahmud bin Abul 'Atha Abdullah bin Kamaluddin Isa bin Abu Ala'uddin bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam
Masa Muda
Dalam usia 8 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali. Di Baghdad beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat,Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimi. Beliau menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat beliau. Banyak pula orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang menimba ilmu di sekolah beliau hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.
Murid
Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih terkenal al Mughni.
Perkataan Ulama tentang Beliau
Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A'lamin Nubala XX/442).
Syeikh Ibnu Qudamah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalamsalat fardhu."
Tentang Karamahnya
Syeikh Abdul Qadir al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan ahli zuhud. Ia banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi, ada seorang yang bernama al Muqri' Abul Hasan asy Syathnufi al Mishri (nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir al Lakhmi asy Syathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam tiga jilid kitab. Al Muqri' lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya).
"Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar", demikian kata Imam Ibnu Rajab. "Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh dari agama dan akal, kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas, seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani rahimahullah."
Kemudian didapatkan pula bahwa al Kamal Ja'far al Adfwi (nama lengkapnya Ja'far bin Tsa'lab bin Ja'far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal al Adfawi), seorang ulama bermadzhabSyafi'i. Ia dilahirkan pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 685 H dan wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. al Kamal menyebutkan bahwa asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.(Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah as Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa'dah 1415 H / 8 April 1995 M.).
Karya
Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifatyang sesuai dengan sunnah."
Karya karyanya :
- Tafsir Al Jilani
- al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
- Futuhul Ghaib.
- Al-Fath ar-Rabbani
- Jala' al-Khawathir
- Sirr al-Asrar
- Asror Al Asror
- Malfuzhat
- Khamsata "Asyara Maktuban
- Ar Rasael
- Ad Diwaan
- Sholawat wal Aurod
- Yawaqitul Hikam
- Jalaa al khotir
- Amrul muhkam
- Usul as Sabaa
- Mukhtasar ulumuddin
Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Bersambung Ke
Bersambung Ke
