๐๐MUHASABAH CINTA๐๐
Hari/Tgl. : Senin 29 Oktober 2018
20 Safar 1440 H
No. : 1267/MC/KOM/X/2018
Materi : Muhasabah Cinta
Tujuan : KUTUBer & Umum
=========☆☆☆☆===========
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
๐ Cerita Inspirasi Tahajjud bersama Ust. H. Uti Konsen U.M.
๐ฐ Jangan Tunda Pekerjaan Atau Beramal Baik
Allah swt berfirman :
َูุงِุฐَุง َูุฑَุบْุชَ َูุงْูุตَุจْ (7)َูุงِٰูู ุฑَุจَِّู َูุงุฑْุบَุจْ(8
“Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (berikutnya). Jika itu semua sudah selesai, maka berharaplah kepada Tuhanmu“ (QS. As-Syarh : 7-8).
Ibnu Katsir ketika menafsirkan dua ayat ini menyatakan, jika kita sudah bekerja maksimal dalam hal urusan dunia, maka kita semestinya berpaling ke hal-hal ibadah. Artinya, Allah SWT mengajarkan bahwa pekerjaan apa pun akan menjadi bernilai di sisi-Nya jika dikaitkan dengan niat ibadah. Sebaliknya amalan itu akan kosong dan sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan pengharapan tinggi (ridha) kepada Allah SWT.
Ibnu Umar pernah berkata, “Apabila engkau memiliki satu pekerjaan di waktu sore, maka lakukanlah waktu itu juga, jangan menunda hingga waktu subuh. Demikian pula halnya, jika ada pekerjaan di waktu subuh, lakukanlah di waktu itu juga, jangan sampai menundanya hingga waktu sore. Beramallah kalian ketika sehat untuk bekalmu ketika sakit, juga ketika hidup untuk bekalmu ketika meninggal nanti “(Imam Bukhari dalam Jami’ as-Shahih-nya).
Rasulullah SAW pernah mengingatkan: “Jika kalian disuruh mengerjakan ketaatan (kebajikan), lakukanlah dengan segera!. Menunda amal adalah sifat orang munafik. Ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT untuk berkhitan beliau tidak menemukan pisau untuk melakukannya. Beliau pun berkhitan dengan menggunakan kapak. Ketika ditanya, “Kenapa engkau tidak bersabar sampai menemukan pisau ?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya menunda perintah Allah SWT memilik resiko yang besar“.
Yazid Al Raqqasyi selalu terlihat terburu-buru ketika hendak shalat. Seseorang bertanya “Kenapa engkau terburu-buru ketika akan shalat?”. Yazid menjawab : “Sebab, aku tidak yakin kapan dan di mana aku akan meninggal. Jika aku tidak segera melaksanakan perintah Allah SWT, agar dapat memanfaatkan waktu sebaik mukin sebelum meninggal, aku adalah pembangkang. Jika aku mendapat jaminan panjang umur dan mengetahui sampai kapan jatah umurku, aku berani menunda shalatku.
Namun karena aku tidak tahu jatah umurku, aku segera melaksanakan perintah Allah jika waktunya telah tiba. Ingatlah, kematian adalah misteri. Engkau tidak punya jaminan bahwa umurmu akan panjang. Tidak ada yang mengetahui umur seseorang kecuali Allah.
Usahakan engkau meninggal esok dalam keadaan bebas beban. Orang itu bertanya lagi “Bukankah waktu melakukan shalat panjang?”. “Ya benar. Namun kelonggaran ini bukanlah kesempatan yang berleha-leha. Ia merupakan karunia Allah yang patut engkau syukuri setelah engkau melaksanakan perintah-Nya“, jawab Al Raqqasyi.
Rasul SAW dalam sejarah hidupnya, tidak pernah menunda pekerjaan sama halnya membuang nilai (pahala) selama itu bisa dilakukan pada waktu itu juga. Perintah mengerjakan shalat di awal waktu menjadi bukti nyata, bahwa Rasulullah SAW adalah tipe orang yang tidak menyukai penunda-nundaan.
Bahkan saking pentingnya menghindari penundaan, Allah SWT mengecam orang-orang seperti ini sebagai calon orang yang merugi.
Allah SWT berfirman:
ٌََْูููู ِّْููู ُุตََِّْููู
ุงَّูุฐَِْูู ُูู ْ ุนَْู ุตََูุงุชِِูู ْ ุณَุงَُْููู
“Sungguh kerugian akan didapati orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang menunda-nundanya (sahun)“ (QS. Al Ma’un : 4-5).
Menyiapkan diri untuk berada di hadapan Allah SWT setiap kali akan melakukan shalat merupakan ciri khas para salafus saleh. Sebagian mereka ada yang merasakan kenikmatan dan kebahagiaan ketika mampu menyiapkan diri untuk menyambut waktu shalat. Mereka berwudhu dan menyiapkan sarana-sarana shalat sebelum masuk waktunya.
Mereka berusaha merasakan keagungan Allah SWT sejak berwudhu hingga panggilan shalat berkumandang. Al Rabi’ bin Ubaidillah, salah seorang salafus saleh yang selalu shalat di saf bertama bertutur, “Aku tidak pernah merasa senang melebihi kesenanganku ketika tiba waktu shalat“.
Bersambung .....
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
==========☆☆☆============
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai
๐ฒ Cinta Hafidz - Norek :3350010324
๐ฑCinta Yatim - No. rek: 3350010325
๐ป Peningkatan Ekonomi Duafa - No. Rek:3350010326
๐ฎCinta Masjid - No. rek 3350010327
๐ฆ Sosial Kemanusiaan - No.Rek : 3350010328
☎ Syiar Dakwah - No, Rek: 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya
๐ฑKonfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊๐ป *Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah*
Hari/Tgl. : Senin 29 Oktober 2018
20 Safar 1440 H
No. : 1267/MC/KOM/X/2018
Materi : Muhasabah Cinta
Tujuan : KUTUBer & Umum
=========☆☆☆☆===========
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
๐ Cerita Inspirasi Tahajjud bersama Ust. H. Uti Konsen U.M.
๐ฐ Jangan Tunda Pekerjaan Atau Beramal Baik
Allah swt berfirman :
َูุงِุฐَุง َูุฑَุบْุชَ َูุงْูุตَุจْ (7)َูุงِٰูู ุฑَุจَِّู َูุงุฑْุบَุจْ(8
“Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (berikutnya). Jika itu semua sudah selesai, maka berharaplah kepada Tuhanmu“ (QS. As-Syarh : 7-8).
Ibnu Katsir ketika menafsirkan dua ayat ini menyatakan, jika kita sudah bekerja maksimal dalam hal urusan dunia, maka kita semestinya berpaling ke hal-hal ibadah. Artinya, Allah SWT mengajarkan bahwa pekerjaan apa pun akan menjadi bernilai di sisi-Nya jika dikaitkan dengan niat ibadah. Sebaliknya amalan itu akan kosong dan sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan pengharapan tinggi (ridha) kepada Allah SWT.
Ibnu Umar pernah berkata, “Apabila engkau memiliki satu pekerjaan di waktu sore, maka lakukanlah waktu itu juga, jangan menunda hingga waktu subuh. Demikian pula halnya, jika ada pekerjaan di waktu subuh, lakukanlah di waktu itu juga, jangan sampai menundanya hingga waktu sore. Beramallah kalian ketika sehat untuk bekalmu ketika sakit, juga ketika hidup untuk bekalmu ketika meninggal nanti “(Imam Bukhari dalam Jami’ as-Shahih-nya).
Rasulullah SAW pernah mengingatkan: “Jika kalian disuruh mengerjakan ketaatan (kebajikan), lakukanlah dengan segera!. Menunda amal adalah sifat orang munafik. Ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT untuk berkhitan beliau tidak menemukan pisau untuk melakukannya. Beliau pun berkhitan dengan menggunakan kapak. Ketika ditanya, “Kenapa engkau tidak bersabar sampai menemukan pisau ?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya menunda perintah Allah SWT memilik resiko yang besar“.
Yazid Al Raqqasyi selalu terlihat terburu-buru ketika hendak shalat. Seseorang bertanya “Kenapa engkau terburu-buru ketika akan shalat?”. Yazid menjawab : “Sebab, aku tidak yakin kapan dan di mana aku akan meninggal. Jika aku tidak segera melaksanakan perintah Allah SWT, agar dapat memanfaatkan waktu sebaik mukin sebelum meninggal, aku adalah pembangkang. Jika aku mendapat jaminan panjang umur dan mengetahui sampai kapan jatah umurku, aku berani menunda shalatku.
Namun karena aku tidak tahu jatah umurku, aku segera melaksanakan perintah Allah jika waktunya telah tiba. Ingatlah, kematian adalah misteri. Engkau tidak punya jaminan bahwa umurmu akan panjang. Tidak ada yang mengetahui umur seseorang kecuali Allah.
Usahakan engkau meninggal esok dalam keadaan bebas beban. Orang itu bertanya lagi “Bukankah waktu melakukan shalat panjang?”. “Ya benar. Namun kelonggaran ini bukanlah kesempatan yang berleha-leha. Ia merupakan karunia Allah yang patut engkau syukuri setelah engkau melaksanakan perintah-Nya“, jawab Al Raqqasyi.
Rasul SAW dalam sejarah hidupnya, tidak pernah menunda pekerjaan sama halnya membuang nilai (pahala) selama itu bisa dilakukan pada waktu itu juga. Perintah mengerjakan shalat di awal waktu menjadi bukti nyata, bahwa Rasulullah SAW adalah tipe orang yang tidak menyukai penunda-nundaan.
Bahkan saking pentingnya menghindari penundaan, Allah SWT mengecam orang-orang seperti ini sebagai calon orang yang merugi.
Allah SWT berfirman:
ٌََْูููู ِّْููู ُุตََِّْููู
ุงَّูุฐَِْูู ُูู ْ ุนَْู ุตََูุงุชِِูู ْ ุณَุงَُْููู
“Sungguh kerugian akan didapati orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang menunda-nundanya (sahun)“ (QS. Al Ma’un : 4-5).
Menyiapkan diri untuk berada di hadapan Allah SWT setiap kali akan melakukan shalat merupakan ciri khas para salafus saleh. Sebagian mereka ada yang merasakan kenikmatan dan kebahagiaan ketika mampu menyiapkan diri untuk menyambut waktu shalat. Mereka berwudhu dan menyiapkan sarana-sarana shalat sebelum masuk waktunya.
Mereka berusaha merasakan keagungan Allah SWT sejak berwudhu hingga panggilan shalat berkumandang. Al Rabi’ bin Ubaidillah, salah seorang salafus saleh yang selalu shalat di saf bertama bertutur, “Aku tidak pernah merasa senang melebihi kesenanganku ketika tiba waktu shalat“.
Bersambung .....
๐๐๐ผ๐ผ๐๐๐๐ผ๐ผ๐๐
==========☆☆☆============
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai
๐ฒ Cinta Hafidz - Norek :3350010324
๐ฑCinta Yatim - No. rek: 3350010325
๐ป Peningkatan Ekonomi Duafa - No. Rek:3350010326
๐ฎCinta Masjid - No. rek 3350010327
๐ฆ Sosial Kemanusiaan - No.Rek : 3350010328
☎ Syiar Dakwah - No, Rek: 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya
๐ฑKonfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊๐ป *Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah*
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA