🎐AHAD STORY
Hari/Tgl. : Ahad, 21 Oktober 2018
12 Safar 1440 H
No. : 361/AS/KOM/X/2018
Tujuan : Semua KUTUBer
◆=¤==◆==¤◇◆◇¤==◆==¤=◆
💦❄💦❄💦❄💦❄💦❄💦
☘ Cinta Yatim
Aku menghitung hari. "Wah, sebentar lagi anakku ulang tahun yang pertama." Diam-diam aku berpikir untuk mengajaknya ke panti asuhan. Insya Allah, kita rayakan di sana. Kita berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang beruntung. Ya, tak perlu ada perayaan sesama teman-temannya dan tak perlu juga kado-kado yang berserakan. Toh anakku sudah berkecukupan dari aku dan ayahnya. Alhamdulillah.
Aku bergegas masuk dari toko satu ke toko lainnya untuk melengkapi keperluan ulang tahun si kecil. Meski baru usia 1 tahun, tapi aku yakin ia sudah bisa mengerti apa yang sedang diberikan padanya. Ia pasti akan mengingat betapa bahagianya merayakan ulang tahun sambil berbagi. "Nah, tinggal kuenya." Seruku seraya berjalan ke sebuah toko kue.
🌹🌹🌹
Sebelum masuk, mataku tertuju pada seorang anak kecil di depan toko. Matanya menatap harap pada roti-roti yang berjajar di etalase. Aku tersenyum dan bergegas membeli beberapa potong roti dan kuhampiri dia.
"Adek mau roti?" Tanyaku tanpa basa-basi. Aku takut ia sudah lapar. Namun, ia menggeleng. "Tidak apa-apa. Tadi Tante beli lebih, ini untukmu. Yuk kita makan sama-sama di sana." Aku menunjuk salah satu kursi yang berada tak jauh dari sana. Berbeda dari sebelumnya, kali ini ia mengangguk. Senyumannya amat manis kalau saja ia berpakaian sedikit lebih rapi.
"Tante, makasih y rotinya, Alhamdulillah...," Katanya usai menghabiskan roti. Matanya tak lepas dari pemandangan di depan kami. Pemandangan seorang anak kecil yang sedang bermain jungkat jungkit dengan orangtuanya. Aku mengangguk bahagia.
"Ini, bawa sisanya untuk orangtuamu." Aku memberikan satu potong roti lagi padanya. Tapi kali ini, ia justru murung. "Kenapa?"
"Aku yatim piatu, Tante. Aku tinggal di rumah singgah bersama anak jalanan lainnya. Aku gak pernah punya orangtua." Seketika air matanya meleleh.
"Aku kepingin ngerasain kayak anak itu, Tante. Kayaknya enak ya? Diperhatiin orangtua, disayang, dimanja. Tapi mau gimana lagi, Allah udah gariskan aku kayak gini." Hatiku mencelos. Terlihat betul ia sedih dan rindu akan belaian orangtua.
🌹🌹🌹
Seketika aku teringat sesuatu. "Ini, bawa untuk teman-temanmu ya." Kuberikan semua belanjaan perlengkapan ulang tahun yang kubeli sebelumnya. Usai berterima kasih, ia pergi dengan wajah amat riang. Aku ikut tersenyum. Kutatap toko kue tart di seberang sana. "Tak perlu." Aku pun berjalan pulang.
Perayaan ulang tahun anakku berbelok menjadi selamatan saja. Ya, tak perlu memamerkan kasih sayang dengan kue tart, lilin, dan foto-foto keluarga. Aku jadi membayangkan bagaimana perihnya hati anak panti asuhan melihat anakku nantinya. Aku tak mau menjadi sebab kesedihan mereka karena kerinduan pada sosok orangtua.
🔹🔸🔹
✍🏻 Mitha Juniar
❄💦❄💦❄💦❄💦❄💦❄
==========☆☆☆============
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai
📲 Cinta Hafidz - Norek :3350010324
📱Cinta Yatim - No. rek: 3350010325
💻 Peningkatan Ekonomi Duafa - No. Rek:3350010326
📮Cinta Masjid - No. rek 3350010327
📦 Sosial Kemanusiaan - No.Rek : 3350010328
☎ Syiar Dakwah - No. Rek: 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya
📱Konfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 *Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah*
Hari/Tgl. : Ahad, 21 Oktober 2018
12 Safar 1440 H
No. : 361/AS/KOM/X/2018
Tujuan : Semua KUTUBer
◆=¤==◆==¤◇◆◇¤==◆==¤=◆
💦❄💦❄💦❄💦❄💦❄💦
☘ Cinta Yatim
Aku menghitung hari. "Wah, sebentar lagi anakku ulang tahun yang pertama." Diam-diam aku berpikir untuk mengajaknya ke panti asuhan. Insya Allah, kita rayakan di sana. Kita berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang beruntung. Ya, tak perlu ada perayaan sesama teman-temannya dan tak perlu juga kado-kado yang berserakan. Toh anakku sudah berkecukupan dari aku dan ayahnya. Alhamdulillah.
Aku bergegas masuk dari toko satu ke toko lainnya untuk melengkapi keperluan ulang tahun si kecil. Meski baru usia 1 tahun, tapi aku yakin ia sudah bisa mengerti apa yang sedang diberikan padanya. Ia pasti akan mengingat betapa bahagianya merayakan ulang tahun sambil berbagi. "Nah, tinggal kuenya." Seruku seraya berjalan ke sebuah toko kue.
🌹🌹🌹
Sebelum masuk, mataku tertuju pada seorang anak kecil di depan toko. Matanya menatap harap pada roti-roti yang berjajar di etalase. Aku tersenyum dan bergegas membeli beberapa potong roti dan kuhampiri dia.
"Adek mau roti?" Tanyaku tanpa basa-basi. Aku takut ia sudah lapar. Namun, ia menggeleng. "Tidak apa-apa. Tadi Tante beli lebih, ini untukmu. Yuk kita makan sama-sama di sana." Aku menunjuk salah satu kursi yang berada tak jauh dari sana. Berbeda dari sebelumnya, kali ini ia mengangguk. Senyumannya amat manis kalau saja ia berpakaian sedikit lebih rapi.
"Tante, makasih y rotinya, Alhamdulillah...," Katanya usai menghabiskan roti. Matanya tak lepas dari pemandangan di depan kami. Pemandangan seorang anak kecil yang sedang bermain jungkat jungkit dengan orangtuanya. Aku mengangguk bahagia.
"Ini, bawa sisanya untuk orangtuamu." Aku memberikan satu potong roti lagi padanya. Tapi kali ini, ia justru murung. "Kenapa?"
"Aku yatim piatu, Tante. Aku tinggal di rumah singgah bersama anak jalanan lainnya. Aku gak pernah punya orangtua." Seketika air matanya meleleh.
"Aku kepingin ngerasain kayak anak itu, Tante. Kayaknya enak ya? Diperhatiin orangtua, disayang, dimanja. Tapi mau gimana lagi, Allah udah gariskan aku kayak gini." Hatiku mencelos. Terlihat betul ia sedih dan rindu akan belaian orangtua.
🌹🌹🌹
Seketika aku teringat sesuatu. "Ini, bawa untuk teman-temanmu ya." Kuberikan semua belanjaan perlengkapan ulang tahun yang kubeli sebelumnya. Usai berterima kasih, ia pergi dengan wajah amat riang. Aku ikut tersenyum. Kutatap toko kue tart di seberang sana. "Tak perlu." Aku pun berjalan pulang.
Perayaan ulang tahun anakku berbelok menjadi selamatan saja. Ya, tak perlu memamerkan kasih sayang dengan kue tart, lilin, dan foto-foto keluarga. Aku jadi membayangkan bagaimana perihnya hati anak panti asuhan melihat anakku nantinya. Aku tak mau menjadi sebab kesedihan mereka karena kerinduan pada sosok orangtua.
🔹🔸🔹
✍🏻 Mitha Juniar
❄💦❄💦❄💦❄💦❄💦❄
==========☆☆☆============
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai
📲 Cinta Hafidz - Norek :3350010324
📱Cinta Yatim - No. rek: 3350010325
💻 Peningkatan Ekonomi Duafa - No. Rek:3350010326
📮Cinta Masjid - No. rek 3350010327
📦 Sosial Kemanusiaan - No.Rek : 3350010328
☎ Syiar Dakwah - No. Rek: 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya
📱Konfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 *Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah*
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA