ππππππ
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Senin, 10 September 2018
01 Muharram 1440 H
No. : 1254/AM/KOM/IX/2018
Materi : Motivasi
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
πππ»πππ»πππ»πππ»
π Start From Zero (part. 9)
π ZEROKAN DIRI DENGAN DZIKRUL MAUT
Ingat mati hidup akan berarti
Rasulullah saw bersabda. “Banyaklah mengingat penghancur kelezatan dunia yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
Abu Bakar Ash Shidiq berpesan, “ Nak, carilah kematian niscaya engkau temukan kehidupan.”
Banyak sekali kejadian, orang-orang yang divonis mati secara medis oleh dokter malah mendapatkan semangat hidup yang luar biasa. Seperti yang dialami Zulaihah, penderita kanker otak yang diperkirakan dokter hanya bertahan empat tahun. Bayang-bayang ketakutan menjemput ajal, menggiringnya menemukan ketenangan batin, suatu kenikmatan yang diperoleh setelah melewati jalan berliku. Kini setelah perkiraan dokter dalam hitungan hari, Zulaihah sembuh dari derita kanker otak, setelah mengikuti terapi ruqiyah syar’iyah secara islami. (Ghoib, edisi 31 Th. 2)
Mengapa ini terjadi? Inilah barangkali rahasia mengapa kita perlu selalu menyadarkan dan menyandarkan keberadaan kita kepada Yang Maha Besar. Ini ayat kauniyah, dan mari kita simak ayat qauliyahnya dalam Al Baqarah ayat 154-157 yang artinya:
"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah : 154-157)
“Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, artinya sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa, yaitu ‘pernyataan kembali kepada Allah’. Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun”, kalimat ini adalah vonis abadi bahwa kita adalah milik Allah. Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik-Nya, lalu mengapa kita sadar untuk tunduk pada-Nya dan tak sabar untuk taat padanya. Padahal orang yang sadar dan sabarlah yang memiliki kekuatan dasyat.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun” adalah inspirasi untuk beramal. Sebab kalua orang tahu akan mati, lalu berpikir positif pasti dia bersemangat untuk dashyat. Tapi bagi yang pesimis dia putus asa, bahkan memilih bunuh diri karena takut membayangkan akhir hidupnya yang penuh dosa.
Kita itu zero, kita tak punya apa-apa, karena kita semua milik Allah, maka dahsyatkan diri, fokuskan orientasi, bangun visi, miliki misi, bentuk persepsi hanya kepada Allah. Dengan focus kita dahsyat, kuat, hebat dan tak terkalahkan. Kita bersandar pada yang Maha kuat. Tak takut celaan dan cemoohan. Itulah keikhlasan, sekuat kuat sandaran: lillah, hanya untuk Allah. Karena segalanya harus difokuskan pada-Nya.
Allah SWT berfirman:
ΩُΩْ Ψ₯ِΩَّ Ψ΅َΩَΨ§ΨͺِΩ ΩَΩُΨ³ُΩِΩ ΩَΩ َΨْΩَΨ§Ωَ ΩَΩ َΩ َΨ§ΨͺِΩ ΩِΩَّΩِ Ψ±َΨ¨ِّ Ψ§ΩْΨΉٰΩَΩ ِΩΩَ
ΩَΨ§ Ψ΄َΨ±ِΩΩَ ΩَΩُΫ₯ ۖ ΩَΨ¨ِΨ°ٰΩِΩَ Ψ£ُΩ ِΨ±ْΨͺُ ΩَΨ£َΩَΨ§۠ Ψ£َΩَّΩُ Ψ§ΩْΩ ُΨ³ْΩِΩ ِΩΩَ
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,
tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)."
(QS. Al-An'am : 162-163)
Bila kita menggali energy kematian, apakah kita akan ingat apa yang sudah kita miliki untuk bekal kehidupan sesudahnya? Sudahkah kita mempersiapkannya? Sudahkah kita menyambutnya dengan amal-amal unggulan dan jiwa kepahlawanan? Sebab “barangsiapa mati sedang ia tak pernah berjihad dan tak ada niatan berjihad, ia mati dalam kemunafikan. “Wow…mengerikan bukan? Karena orang-orang munafik berada di lantai paling dasar neraka, paling panas, paling ganas, paling gelap dan pekat, fid-darkil asfali minannaar. Bukankah api yang paling panas yang berwarna hitam? Na’udzubillah.
Jadi zerokan diri dengan dzikrul maut agar kita selalu bersiap diri, mengisi hari-hari dengan prestasi dana mal terpuji dan tak bersantai-santai lagi. Miliki iman, berjalanlah menuju takwa dan jagalah nilai-nilai keislaman agar mati mulia memperoleh surga.
(Bersambung...)
sumber: "From Zero to Hero"
πππ»πππ»πππ»πππ»
=============================
π³π»Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
π² Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁π°SEDEKAH KUTUBπ°❁ ═
π° Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
π³ Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
π±Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊π» Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Senin, 10 September 2018
01 Muharram 1440 H
No. : 1254/AM/KOM/IX/2018
Materi : Motivasi
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
πππ»πππ»πππ»πππ»
π Start From Zero (part. 9)
π ZEROKAN DIRI DENGAN DZIKRUL MAUT
Ingat mati hidup akan berarti
Rasulullah saw bersabda. “Banyaklah mengingat penghancur kelezatan dunia yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
Abu Bakar Ash Shidiq berpesan, “ Nak, carilah kematian niscaya engkau temukan kehidupan.”
Banyak sekali kejadian, orang-orang yang divonis mati secara medis oleh dokter malah mendapatkan semangat hidup yang luar biasa. Seperti yang dialami Zulaihah, penderita kanker otak yang diperkirakan dokter hanya bertahan empat tahun. Bayang-bayang ketakutan menjemput ajal, menggiringnya menemukan ketenangan batin, suatu kenikmatan yang diperoleh setelah melewati jalan berliku. Kini setelah perkiraan dokter dalam hitungan hari, Zulaihah sembuh dari derita kanker otak, setelah mengikuti terapi ruqiyah syar’iyah secara islami. (Ghoib, edisi 31 Th. 2)
Mengapa ini terjadi? Inilah barangkali rahasia mengapa kita perlu selalu menyadarkan dan menyandarkan keberadaan kita kepada Yang Maha Besar. Ini ayat kauniyah, dan mari kita simak ayat qauliyahnya dalam Al Baqarah ayat 154-157 yang artinya:
"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah : 154-157)
“Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, artinya sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa, yaitu ‘pernyataan kembali kepada Allah’. Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun”, kalimat ini adalah vonis abadi bahwa kita adalah milik Allah. Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik-Nya, lalu mengapa kita sadar untuk tunduk pada-Nya dan tak sabar untuk taat padanya. Padahal orang yang sadar dan sabarlah yang memiliki kekuatan dasyat.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun” adalah inspirasi untuk beramal. Sebab kalua orang tahu akan mati, lalu berpikir positif pasti dia bersemangat untuk dashyat. Tapi bagi yang pesimis dia putus asa, bahkan memilih bunuh diri karena takut membayangkan akhir hidupnya yang penuh dosa.
Kita itu zero, kita tak punya apa-apa, karena kita semua milik Allah, maka dahsyatkan diri, fokuskan orientasi, bangun visi, miliki misi, bentuk persepsi hanya kepada Allah. Dengan focus kita dahsyat, kuat, hebat dan tak terkalahkan. Kita bersandar pada yang Maha kuat. Tak takut celaan dan cemoohan. Itulah keikhlasan, sekuat kuat sandaran: lillah, hanya untuk Allah. Karena segalanya harus difokuskan pada-Nya.
Allah SWT berfirman:
ΩُΩْ Ψ₯ِΩَّ Ψ΅َΩَΨ§ΨͺِΩ ΩَΩُΨ³ُΩِΩ ΩَΩ َΨْΩَΨ§Ωَ ΩَΩ َΩ َΨ§ΨͺِΩ ΩِΩَّΩِ Ψ±َΨ¨ِّ Ψ§ΩْΨΉٰΩَΩ ِΩΩَ
ΩَΨ§ Ψ΄َΨ±ِΩΩَ ΩَΩُΫ₯ ۖ ΩَΨ¨ِΨ°ٰΩِΩَ Ψ£ُΩ ِΨ±ْΨͺُ ΩَΨ£َΩَΨ§۠ Ψ£َΩَّΩُ Ψ§ΩْΩ ُΨ³ْΩِΩ ِΩΩَ
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,
tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)."
(QS. Al-An'am : 162-163)
Bila kita menggali energy kematian, apakah kita akan ingat apa yang sudah kita miliki untuk bekal kehidupan sesudahnya? Sudahkah kita mempersiapkannya? Sudahkah kita menyambutnya dengan amal-amal unggulan dan jiwa kepahlawanan? Sebab “barangsiapa mati sedang ia tak pernah berjihad dan tak ada niatan berjihad, ia mati dalam kemunafikan. “Wow…mengerikan bukan? Karena orang-orang munafik berada di lantai paling dasar neraka, paling panas, paling ganas, paling gelap dan pekat, fid-darkil asfali minannaar. Bukankah api yang paling panas yang berwarna hitam? Na’udzubillah.
Jadi zerokan diri dengan dzikrul maut agar kita selalu bersiap diri, mengisi hari-hari dengan prestasi dana mal terpuji dan tak bersantai-santai lagi. Miliki iman, berjalanlah menuju takwa dan jagalah nilai-nilai keislaman agar mati mulia memperoleh surga.
(Bersambung...)
sumber: "From Zero to Hero"
πππ»πππ»πππ»πππ»
=============================
π³π»Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
π² Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁π°SEDEKAH KUTUBπ°❁ ═
π° Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
π³ Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
π±Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊π» Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA