📓📕📗📘📙📔
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Selasa, 11 September 2018
02 Muharram 1440 H
No. : 1254/AM/KOM/IX/2018
Materi : Hadits
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
🍃🍃🌻🍃🍃🌻🍃🍃🌻🍃🍃🌻
🌺 Hadist Arba'in Ke 34 :
Menyingkirkan Kemungkaran (end)
📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR.Musthafa Dieb al-Bugha
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم[
Abu Sa’id al-Khudriy ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.” (HR. Muslim)
20. Ubudiyah [penghambaan] yang sesungguhnya.
Boleh jadi yang mendorong untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar bagi seseorang adalah keimanannya yang mendalam kepada Allah swt. bahwa Allah adalah Dzat yang harus ditaati, karena itu Dia tidak pantas untuk ditentang. Dia adalah Dzat yang harus diingat, karena itu Dia tidak boleh dilupakan. Semua manusia harus bersyukur kepada-Nya, karena itu tidak boleh seorang pun kufur kepada-Nya.
Dengan keimanannya itu, ia kemudian berusaha untuk menggiring setiap makhluk untuk meyakini dan mentaati Allah swt. Dalam usahanya ini, ia akan rela mengorbankan apa saja, termasuk sesuatu yang paling berharga yang dimiliki. Andai ia mendapatkan penderitaan ataupun mara bahaya, maka ia akan menerimanya dengan lapang dada. Boleh jadi justru akan meminta kepada Allah, agar Allah memberikan ampunan dan hidayah kepada orang yang telah berlaku tidak baik kepadanya.
Sikap seperti ini tidak akan bisa tercapai, kecuali oleh orang yang telah tertanam dalam jiwanya ubudiyah yang hakiki. Lihatlah Rasulullah saw. beliau telah disakiti kaumnya, dipukuli, hingga darah beliau mengalir di wajah. Namun beliau hanya berkata, “Ya Allah ampunilah kaumku, karena mereka adalah orang-orang yang tidak tahu.”
Sebagian salafush shalih ada yang berkata, “Saya mendambakan semua makhluk menaati Allah, meskipun dagingku harus dicabik-cabik.” Abdullah bin ‘Umar bin Abdul ‘Aziz pernah berkata kepada ayahnya, “Saya mendambakan diriku dan dirimu dibakar di atas api, karena membela agama Allah.”
21. Kesimpulan
Imam Nawawi berkata, “Ketahuilah, masalah ini [amar ma’ruf nahi munkar] telah dilupakan dalam waktu yang cukup lama. Hanya sebagian orang yang mau melakukannya. Padahal masalah ini adalah masalah yang sangat penting. Ia menjadi tulang punggung sebuah perintah. Jika perbuatan keji merajalela maka adzab akan menimpa semuanya, baik yang shalih maupun yang durhaka.
Firman Allah:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (QS. An-Nuur: 63)
Karenanya, bagi orang yang benar-benar menghendaki akhirat dan menginginkan keridhaan Allah, hendaknya memperhatikan masalah ini dengan sungguh-sungguh. Karena masalah ini membawa manfat yang sangat besar. Terlebih jika disertai niat yang ikhlas dan tidak menghentikan usahanya hanya karena pangkat orang yang dihadapinya, karena Allah telah berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُۥٓ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong [agama]-Nya.”(QS. Al-Hajj : 40)
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ جٰهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-'Ankabut :69)
Allah SWT berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ● وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ ●
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabuut : 2-3)
Ketahuilah bahwa pahala yang akan didapat disesuaikan dengan kesusahan yang telah dialami. Tidak layak, jika seseorang meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar karena alasan persahabatan dan kasihan. Sebaliknya, persahabatan dan rasa kasihan itulah yang harus mendorong untuk melakukan kewajiban ini. Para Nabi menjadi kekasih orang-orang yang beriman karena upaya mereka agar kaumnya mendapat hidayah.
Amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya dilakukan dengan lemah lembut agar lebih membuahkan hasil. Imam Syafi’i pernah berkata, “Barangsiapa menasehati saudaranya secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar telah memberi nasehat. Sedangkan barangsiapa yang menasehati saudaranya dihadapan orang banyak, maka ia telah membuka aibnya.”
wallaahu a’alam.
★★★★
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
=============================
👳🏻Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
📲 Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
💳 Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
📱Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Selasa, 11 September 2018
02 Muharram 1440 H
No. : 1254/AM/KOM/IX/2018
Materi : Hadits
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
🍃🍃🌻🍃🍃🌻🍃🍃🌻🍃🍃🌻
🌺 Hadist Arba'in Ke 34 :
Menyingkirkan Kemungkaran (end)
📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR.Musthafa Dieb al-Bugha
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم[
Abu Sa’id al-Khudriy ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.” (HR. Muslim)
20. Ubudiyah [penghambaan] yang sesungguhnya.
Boleh jadi yang mendorong untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar bagi seseorang adalah keimanannya yang mendalam kepada Allah swt. bahwa Allah adalah Dzat yang harus ditaati, karena itu Dia tidak pantas untuk ditentang. Dia adalah Dzat yang harus diingat, karena itu Dia tidak boleh dilupakan. Semua manusia harus bersyukur kepada-Nya, karena itu tidak boleh seorang pun kufur kepada-Nya.
Dengan keimanannya itu, ia kemudian berusaha untuk menggiring setiap makhluk untuk meyakini dan mentaati Allah swt. Dalam usahanya ini, ia akan rela mengorbankan apa saja, termasuk sesuatu yang paling berharga yang dimiliki. Andai ia mendapatkan penderitaan ataupun mara bahaya, maka ia akan menerimanya dengan lapang dada. Boleh jadi justru akan meminta kepada Allah, agar Allah memberikan ampunan dan hidayah kepada orang yang telah berlaku tidak baik kepadanya.
Sikap seperti ini tidak akan bisa tercapai, kecuali oleh orang yang telah tertanam dalam jiwanya ubudiyah yang hakiki. Lihatlah Rasulullah saw. beliau telah disakiti kaumnya, dipukuli, hingga darah beliau mengalir di wajah. Namun beliau hanya berkata, “Ya Allah ampunilah kaumku, karena mereka adalah orang-orang yang tidak tahu.”
Sebagian salafush shalih ada yang berkata, “Saya mendambakan semua makhluk menaati Allah, meskipun dagingku harus dicabik-cabik.” Abdullah bin ‘Umar bin Abdul ‘Aziz pernah berkata kepada ayahnya, “Saya mendambakan diriku dan dirimu dibakar di atas api, karena membela agama Allah.”
21. Kesimpulan
Imam Nawawi berkata, “Ketahuilah, masalah ini [amar ma’ruf nahi munkar] telah dilupakan dalam waktu yang cukup lama. Hanya sebagian orang yang mau melakukannya. Padahal masalah ini adalah masalah yang sangat penting. Ia menjadi tulang punggung sebuah perintah. Jika perbuatan keji merajalela maka adzab akan menimpa semuanya, baik yang shalih maupun yang durhaka.
Firman Allah:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (QS. An-Nuur: 63)
Karenanya, bagi orang yang benar-benar menghendaki akhirat dan menginginkan keridhaan Allah, hendaknya memperhatikan masalah ini dengan sungguh-sungguh. Karena masalah ini membawa manfat yang sangat besar. Terlebih jika disertai niat yang ikhlas dan tidak menghentikan usahanya hanya karena pangkat orang yang dihadapinya, karena Allah telah berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُۥٓ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong [agama]-Nya.”(QS. Al-Hajj : 40)
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ جٰهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-'Ankabut :69)
Allah SWT berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ● وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ ●
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabuut : 2-3)
Ketahuilah bahwa pahala yang akan didapat disesuaikan dengan kesusahan yang telah dialami. Tidak layak, jika seseorang meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar karena alasan persahabatan dan kasihan. Sebaliknya, persahabatan dan rasa kasihan itulah yang harus mendorong untuk melakukan kewajiban ini. Para Nabi menjadi kekasih orang-orang yang beriman karena upaya mereka agar kaumnya mendapat hidayah.
Amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya dilakukan dengan lemah lembut agar lebih membuahkan hasil. Imam Syafi’i pernah berkata, “Barangsiapa menasehati saudaranya secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar telah memberi nasehat. Sedangkan barangsiapa yang menasehati saudaranya dihadapan orang banyak, maka ia telah membuka aibnya.”
wallaahu a’alam.
★★★★
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
=============================
👳🏻Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
📲 Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
💳 Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
📱Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA