📓📕📗📘📙📔
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Selasa, 28 Agustus 2018
17 Dzulhijjah 1439 H
No. : 1241/AM/KOM/VIII/2018
Materi : Hadits
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
🌺 Hadist Arba'in Ke 34 :
Menyingkirkan Kemungkaran (Bag. 7)
📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR.Musthafa Dieb al-Bugha
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم[
Abu Sa’id al-Khudriy ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.” (HR. Muslim)
16. Tanggung jawab amar ma’ruf nahi mungkar bersifat umum dan khusus.
Amar ma’ruf nahi mungkar diwajibkan bagi setiap muslim yang mengetahui kemungkaran, dan ia mampu untuk memberantasnya. Kewajiban ini tidak ada diskriminasi antara penguasa dan rakyat jelata, ulama maupun orang biasa.
Allah SWT berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, ” (QS. Ali Imraan: 110)
Allah SWT berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar." (QS. At-Taubah : 71)
Ini semua menunjukkan bahwa amanah tersebut dibebankan kepada umat Islam secara umum. Sebagaimana diisyaratkan dalam hadits, “Barangsiapa di antara kalian yang mengetahui kemunkaran.”
Namun demikian, tanggung jawab tersebut mempunyai tingkat penekanan yang lebih pada dua kelompok:
✓ Ulama
✓ Umara’ [pemimpin].
Ulama mempunyai tanggung jawab lebih besar karena mereka mengetahui berbagai hukum Islam, yang tidak diketahui kebanyakan masyarakat. Apalagi mereka ini mempunyai tingkat kewibawaan yang lebih tinggi, hingga membuat amar ma’ruf dan nahi mungkar yang dilakukan oleh mereka lebih didengar dan diperhatikan. Selain itu, mereka juga dapat melakukannya dengan hikmah dan nasehat yang baik.
Allah SWT berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ
"niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)
Alangkah bahayanya jika para ulama mengabaikan amanah yang dibebankan Allah di atas pundaknya ini. Ibnu Mas’ud ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ketika bani Israil bergelimang dengan kemaksiatan, ulama mereka melarang. Namun mereka tidak merespon. Para ulama lalu ikut duduk bersama mereka, makan bersama, minum bersama. Maka Allah menutup hati mereka dan melaknat mereka melalui lisan Dawud dan ‘Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” Rasulullah saw. yang saat itu berdiri lalu duduk dan bersabda, “Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, mestinya mereka terus mengajak kaum itu hingga mau menerima kebenaran.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Tanggung jawab para pemimpin lebih besar. Bahaya yang ditimbulkan, jika mereka tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, juga lebih besar. Karena pemimpin mempunyai kekuasaan. Mereka memiliki kemampuan untuk menerapkan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Bahkan bisa memaksa masyarakat untuk melaksanakan setiap perintah. Mereka tidak perlu takut terhadap penolakan masyarakat, karena mereka memiliki kekuatan dan senjata yang cukup.
Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang takut kepada penguasa lebih banyak daripada mereka yang takut kepada al-Qur’an.” (disebutkan Ibnu Atsir dalam an-Nihayah)
Oleh karena itu, jika para pemimpin tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, maka ahli maksiat semakin merajalela dalam menyebarkan kemaksiatan, tanpa mengindahkan hukum Islam sama sekali.
Karena itulah sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin yang layak mendapat dukungan dari Allah adalah mau menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Allah SWT berfirman:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
الَّذِينَ إِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتَوُا الزَّكٰوةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عٰقِبَةُ الْأُمُورِ
"Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa, (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (QS. Al-Hajj : 40-41)
Dengan demikian, jika pemimpin mengabaikan amanah yang besar tersebut, maka mereka benar-benar telah mengkhianati amanah yang telah dibebankan Allah di atas pundak mereka dan telah menyia-nyiakan rakyatnya.
Yang lebih celaka, bila para pemimpin bergelimang dalam kemaksiatan, dan tidak mau mendengarkan orang yang menasehatinya. Apalagi, jika mereka menghalangi al-ma’ruf [kebaikan] dan menyuruh kepada yang mungkar. Mereka inilah yang disebut dalam firman Allah,
وَجَعَلْنٰهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ لَا يُنْصَرُونَ
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru [manusia] ke neraka pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (al-Qashash: 41)
(Bersambung...)
★★★★
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
=============================
👳🏻Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
📲 Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
💳 Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
📱Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Selasa, 28 Agustus 2018
17 Dzulhijjah 1439 H
No. : 1241/AM/KOM/VIII/2018
Materi : Hadits
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
🌺 Hadist Arba'in Ke 34 :
Menyingkirkan Kemungkaran (Bag. 7)
📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR.Musthafa Dieb al-Bugha
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم[
Abu Sa’id al-Khudriy ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.” (HR. Muslim)
16. Tanggung jawab amar ma’ruf nahi mungkar bersifat umum dan khusus.
Amar ma’ruf nahi mungkar diwajibkan bagi setiap muslim yang mengetahui kemungkaran, dan ia mampu untuk memberantasnya. Kewajiban ini tidak ada diskriminasi antara penguasa dan rakyat jelata, ulama maupun orang biasa.
Allah SWT berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, ” (QS. Ali Imraan: 110)
Allah SWT berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar." (QS. At-Taubah : 71)
Ini semua menunjukkan bahwa amanah tersebut dibebankan kepada umat Islam secara umum. Sebagaimana diisyaratkan dalam hadits, “Barangsiapa di antara kalian yang mengetahui kemunkaran.”
Namun demikian, tanggung jawab tersebut mempunyai tingkat penekanan yang lebih pada dua kelompok:
✓ Ulama
✓ Umara’ [pemimpin].
Ulama mempunyai tanggung jawab lebih besar karena mereka mengetahui berbagai hukum Islam, yang tidak diketahui kebanyakan masyarakat. Apalagi mereka ini mempunyai tingkat kewibawaan yang lebih tinggi, hingga membuat amar ma’ruf dan nahi mungkar yang dilakukan oleh mereka lebih didengar dan diperhatikan. Selain itu, mereka juga dapat melakukannya dengan hikmah dan nasehat yang baik.
Allah SWT berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ
"niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)
Alangkah bahayanya jika para ulama mengabaikan amanah yang dibebankan Allah di atas pundaknya ini. Ibnu Mas’ud ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ketika bani Israil bergelimang dengan kemaksiatan, ulama mereka melarang. Namun mereka tidak merespon. Para ulama lalu ikut duduk bersama mereka, makan bersama, minum bersama. Maka Allah menutup hati mereka dan melaknat mereka melalui lisan Dawud dan ‘Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” Rasulullah saw. yang saat itu berdiri lalu duduk dan bersabda, “Demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, mestinya mereka terus mengajak kaum itu hingga mau menerima kebenaran.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Tanggung jawab para pemimpin lebih besar. Bahaya yang ditimbulkan, jika mereka tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, juga lebih besar. Karena pemimpin mempunyai kekuasaan. Mereka memiliki kemampuan untuk menerapkan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Bahkan bisa memaksa masyarakat untuk melaksanakan setiap perintah. Mereka tidak perlu takut terhadap penolakan masyarakat, karena mereka memiliki kekuatan dan senjata yang cukup.
Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang takut kepada penguasa lebih banyak daripada mereka yang takut kepada al-Qur’an.” (disebutkan Ibnu Atsir dalam an-Nihayah)
Oleh karena itu, jika para pemimpin tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, maka ahli maksiat semakin merajalela dalam menyebarkan kemaksiatan, tanpa mengindahkan hukum Islam sama sekali.
Karena itulah sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin yang layak mendapat dukungan dari Allah adalah mau menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Allah SWT berfirman:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
الَّذِينَ إِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتَوُا الزَّكٰوةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عٰقِبَةُ الْأُمُورِ
"Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa, (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (QS. Al-Hajj : 40-41)
Dengan demikian, jika pemimpin mengabaikan amanah yang besar tersebut, maka mereka benar-benar telah mengkhianati amanah yang telah dibebankan Allah di atas pundak mereka dan telah menyia-nyiakan rakyatnya.
Yang lebih celaka, bila para pemimpin bergelimang dalam kemaksiatan, dan tidak mau mendengarkan orang yang menasehatinya. Apalagi, jika mereka menghalangi al-ma’ruf [kebaikan] dan menyuruh kepada yang mungkar. Mereka inilah yang disebut dalam firman Allah,
وَجَعَلْنٰهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ لَا يُنْصَرُونَ
“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru [manusia] ke neraka pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (al-Qashash: 41)
(Bersambung...)
★★★★
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
=============================
👳🏻Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
📲 Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
💳 Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
📱Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA