ARTIKEL MALAM
Hari/Tgl. : Sabtu, 25 Agustus 2018
14 Dzulhijjah 1439 H
No. : 1238/AM/KOM/VIII/2018
Pemateri : Ustadz Farid Nu'man Hasan
Tujuan : KUTUBer & Umum
=============================
๐๐๐ป๐๐๐ป๐๐๐ป๐๐๐๐ป๐๐
๐ Mengumumkan Kematian Di Masjid, Terlarangkah?
Bismillahirrahmanirrahim ..
Mengumumkan kematian (An Na’yu), memang ada yang terlarang, dan itu tertera dalam beberapa hadits, di antaranya:
Dari Hudzaifah bin Al Yaman Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:
ุฅِุฐَุง ู ِุชُّ ََููุง ุชُุคْุฐُِููุง ุจِู، ุฅِِّูู ุฃَุฎَุงُู ุฃَْู ََُูููู َูุนًْูุง، َูุฅِِّูู ุณَู ِุนْุชُ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ََْูููู ุนَِู ุงَّููุนِْู
"Jika aku mati maka janganlah mengumumkannya, aku khawatir itu termasuk An Na’yu, aku dengar Rasulullah ๏ทบ melarang An Na’yu." (HR. At Tirmidzi no. 986, hasan)
Imam At Tirmidzi Rahimahullah mengatakan:
ََููุฏْ َูุฑَِู ุจَุนْุถُ ุฃَِْูู ุงูุนِْูู ِ ุงَّููุนَْู، َูุงَّููุนُْู ุนِْูุฏَُูู ْ: ุฃَْู َُููุงุฏَู ِูู ุงَّููุงุณِ ุฃََّู َُููุงًูุง ู َุงุชَ َِููุดَْูุฏُูุง ุฌََูุงุฒَุชَُู، َููุงَู ุจَุนْุถُ ุฃَِْูู ุงูุนِْูู ِ: َูุง ุจَุฃْุณَ ุฃَْู ُูุนِْูู َ ุฃََْูู َูุฑَุงุจَุชِِู َูุฅِุฎَْูุงَُูู " َูุฑَُِูู ุนَْู ุฅِุจْุฑَุงِููู َ ุฃََُّูู َูุงَู: «َูุง ุจَุฃْุณَ ุจِุฃَْู ُูุนِْูู َ ุงูุฑَّุฌُُู َูุฑَุงุจَุชَُู
"Sebagian ulama telah memakruhkan An Na’yu, menurut mereka An Na’yu adalah seseorang berseru pada manusia bahwa fulan telah wafat agar manusia menyaksikan jenazahnya. Sebagian ulama mengatakan tidak apa-apa pemberitahuan kepada kerabat dekat dan saudara-sauaranya. Diriwayatkan dari Ibrahim, bahwa dia berkata: Tidak apa-apa seseorang memberitahu kaum kerabatnya". (Jaami’ At Tirmidzi, Hal. 303-304)
Ada pun jika tujuannya agar manusia menshalatkannya, bukan untuk membanggakan, kesombongan atas kedudukan yang wafat, selama caranya tidak mengikuti kaum jahiliyah, tidak apa-apa, bahkan itu disunnahkan.
Hal ini berdasarkan hadits berikut:
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู، َูุงَู: َูุนَู ََููุง ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุงَّููุฌَุงุดَِّู ุตَุงุญِุจَ ุงูุญَุจَุดَุฉِ، َْููู َ ุงَّูุฐِู ู َุงุชَ ِِููู، ََููุงَู: «ุงุณْุชَุบِْูุฑُูุง ِูุฃَุฎُِููู ْ»
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: “Rasulullah ๏ทบ memberitahukan kami tentang Najasyi, Raja Etiopia (Habasyah), di hari kematiannya. Beliau bersabda: “Mohonkanlah ampun bagi saudara kalian.” (HR. Bukhari No. 1327)
Dalam hadits yang lain:
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู: «ุฃََّู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุนَู ุงَّููุฌَุงุดَِّู ِูู ุงَْูููู ِ ุงَّูุฐِู ู َุงุชَ ِِููู، َูุฎَุฑَุฌَ ุจِِูู ْ ุฅَِูู ุงูู ُุตََّูู، َูุตََّู ุจِِูู ْ، ََููุจَّุฑَ ุนََِْููู ุฃَุฑْุจَุนَ ุชَْูุจِูุฑَุงุชٍ»
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: “Rasulullah ๏ทบ memberitahukan berita kematian Najasyi, Raja Etiopia (Habasyah), di hari kematiannya. Beliau keluar ke lapangan bersama manusia lalu membuat shaf dan bertakbir empat kali.” (HR. Bukhari no. 1333)
Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah mengatakan:
َِِูููู ุฅِุจَุงุญَุฉُ ุงْูุฅِุดْุนَุงุฑِ ุจِุงْูุฌَِูุงุฒَุฉِ َูุงْูุฅِุนَْูุงู ِ ุจَِูุง َِููุฌْุชَู ِุนَ ุฅَِูู ุงูุตََّูุงุฉِ ุนَََْูููุง َِููู ุฐََِูู ุฑَุฏُّ َِْููู ู َْู ุชَุฃَََّูู ََْููู ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุนَِู ุงَّููุนِْู ุฃََُّูู ุงْูุฅِุนَْูุงู ُ ุจِู َْูุชِ ุงْูู َِّูุชِ ِِููุงุฌْุชِู َุงุนِ ุฅَِูู ุฌَِูุงุฒَุชِِู
Pada hadits ini terdapat kebolehan menyiarkan dan mengumumkan berita jenazah untuk mengumpulkan manusia agar menshalatkannya. Hal ini membantah pendapat pihak yang mentakwil larangan Rasulullah ๏ทบ terhadap An Na’yu bahwa itu adalah mengumumkan kematian supaya orang berkumpul kepada jenazahnya. (Al Istidzkar, 3/26)
Bahkan Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan itu adalah sunnah (mustahab):
ูููู ุงุณุชุญุจุงุจ ุงูุงุนูุงู ุจุงูู ูุช ูุง ุนูู ุตูุฑุฉ ูุนู ุงูุฌุงูููุฉ ุจู ู ุฌุฑุฏ ุงุนูุงู ุงูุตูุงุฉ ุนููู ูุชุดููุนู ููุถุงุก ุญูู ูู ุฐูู ูุงูุฐู ุฌุงุก ู ู ุงูููู ุนู ุงููุนู
ููุณ ุงูู ุฑุงุฏ ุจู ูุฐุง ูุงูู ุง ุงูู ุฑุงุฏ ูุนู ุงูุฌุงูููุฉ ุงูู ุดุชู ู ุนูู ุฐูุฑ ุงูู ูุงุฎุฑ ูุบูุฑูุง
Pada hadits ini terdapat kesunahan mengumumkan kematian selama tidak dengan cara jahiliyah, tapi semata-mata pemberitahuan untuk menshalatkannya dan memenuhi haknya. Ada pun larangan An Na’yu maksudnya adalah pemberitahuan dengan cara jahiliyah yaitu menyebutkan dengan kebanggaan dan selain itu. (Syarh Shahih Muslim, 16/23)
Jadi, tidak benar memukul rata bahwa An Na’yu itu terlarang, Imam Az Zurqaniy Rahimahullah menyebutkan:
ََููุงَู ุงุจُْู ุงْูุนَุฑَุจِِّู: ُูุคْุฎَุฐُ ู ِْู ู َุฌْู ُูุนِ ุงْูุฃَุญَุงุฏِูุซِ ุซََูุงุซُ ุญَุงَูุงุชٍ: ุงْูุฃَُููู: ุฅِุนَْูุงู ُ ุงْูุฃَِْูู َูุงْูุฃَุตْุญَุงุจِ َูุฃَِْูู ุงูุตََّูุงุญِ، ََููุฐَุง ุณَُّูุฉٌ. ุงูุซَّุงَِููุฉُ: ุฏَุนَْูุฉُ ุงْูุฌَََููู ِْููู َُูุงุฎَุฑَุฉِ، ََููุฐَุง ُْููุฑَُู. ุงูุซَّุงِูุซَุฉُ: ุงْูุฅِุนَْูุงู ُ ุจِุงَِّูููุงุญَุฉِ ََููุญَِْููุง، ََููุฐَุง َูุญْุฑُู ُ.
Ibnul ‘Arabiy berkata: Bisa dipetik pelajaran dari kumpulan semua hadits tentang ini menjadi tiga keadaan:
1. Pengumuman untuk keluarga, para sahabat, dan orang-orang baik, maka ini sunnah.
2. Mengundang untuk membanggakan diri, ini makruh.
3. Pengumuman untuk meratapi dan semisalnya, ini haram.
(Syarh Az Zurqaniy ‘alal Muwatha, 2/82)
Demikian. Wallahu A'lam
๐๐๐๐๐๐๐
๐ Farid Nu'man Hasan
๐๐๐ป๐๐๐ป๐๐ป๐ป๐๐
==========================
๐ณ๐ปKonsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan
๐ฒ Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
๐ณ Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
๐ฑKonfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊๐ป Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Hari/Tgl. : Sabtu, 25 Agustus 2018
14 Dzulhijjah 1439 H
No. : 1238/AM/KOM/VIII/2018
Pemateri : Ustadz Farid Nu'man Hasan
Tujuan : KUTUBer & Umum
=============================
๐๐๐ป๐๐๐ป๐๐๐ป๐๐๐๐ป๐๐
๐ Mengumumkan Kematian Di Masjid, Terlarangkah?
Bismillahirrahmanirrahim ..
Mengumumkan kematian (An Na’yu), memang ada yang terlarang, dan itu tertera dalam beberapa hadits, di antaranya:
Dari Hudzaifah bin Al Yaman Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:
ุฅِุฐَุง ู ِุชُّ ََููุง ุชُุคْุฐُِููุง ุจِู، ุฅِِّูู ุฃَุฎَุงُู ุฃَْู ََُูููู َูุนًْูุง، َูุฅِِّูู ุณَู ِุนْุชُ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ََْูููู ุนَِู ุงَّููุนِْู
"Jika aku mati maka janganlah mengumumkannya, aku khawatir itu termasuk An Na’yu, aku dengar Rasulullah ๏ทบ melarang An Na’yu." (HR. At Tirmidzi no. 986, hasan)
Imam At Tirmidzi Rahimahullah mengatakan:
ََููุฏْ َูุฑَِู ุจَุนْุถُ ุฃَِْูู ุงูุนِْูู ِ ุงَّููุนَْู، َูุงَّููุนُْู ุนِْูุฏَُูู ْ: ุฃَْู َُููุงุฏَู ِูู ุงَّููุงุณِ ุฃََّู َُููุงًูุง ู َุงุชَ َِููุดَْูุฏُูุง ุฌََูุงุฒَุชَُู، َููุงَู ุจَุนْุถُ ุฃَِْูู ุงูุนِْูู ِ: َูุง ุจَุฃْุณَ ุฃَْู ُูุนِْูู َ ุฃََْูู َูุฑَุงุจَุชِِู َูุฅِุฎَْูุงَُูู " َูุฑَُِูู ุนَْู ุฅِุจْุฑَุงِููู َ ุฃََُّูู َูุงَู: «َูุง ุจَุฃْุณَ ุจِุฃَْู ُูุนِْูู َ ุงูุฑَّุฌُُู َูุฑَุงุจَุชَُู
"Sebagian ulama telah memakruhkan An Na’yu, menurut mereka An Na’yu adalah seseorang berseru pada manusia bahwa fulan telah wafat agar manusia menyaksikan jenazahnya. Sebagian ulama mengatakan tidak apa-apa pemberitahuan kepada kerabat dekat dan saudara-sauaranya. Diriwayatkan dari Ibrahim, bahwa dia berkata: Tidak apa-apa seseorang memberitahu kaum kerabatnya". (Jaami’ At Tirmidzi, Hal. 303-304)
Ada pun jika tujuannya agar manusia menshalatkannya, bukan untuk membanggakan, kesombongan atas kedudukan yang wafat, selama caranya tidak mengikuti kaum jahiliyah, tidak apa-apa, bahkan itu disunnahkan.
Hal ini berdasarkan hadits berikut:
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู، َูุงَู: َูุนَู ََููุง ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุงَّููุฌَุงุดَِّู ุตَุงุญِุจَ ุงูุญَุจَุดَุฉِ، َْููู َ ุงَّูุฐِู ู َุงุชَ ِِููู، ََููุงَู: «ุงุณْุชَุบِْูุฑُูุง ِูุฃَุฎُِููู ْ»
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: “Rasulullah ๏ทบ memberitahukan kami tentang Najasyi, Raja Etiopia (Habasyah), di hari kematiannya. Beliau bersabda: “Mohonkanlah ampun bagi saudara kalian.” (HR. Bukhari No. 1327)
Dalam hadits yang lain:
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู: «ุฃََّู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุนَู ุงَّููุฌَุงุดَِّู ِูู ุงَْูููู ِ ุงَّูุฐِู ู َุงุชَ ِِููู، َูุฎَุฑَุฌَ ุจِِูู ْ ุฅَِูู ุงูู ُุตََّูู، َูุตََّู ุจِِูู ْ، ََููุจَّุฑَ ุนََِْููู ุฃَุฑْุจَุนَ ุชَْูุจِูุฑَุงุชٍ»
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: “Rasulullah ๏ทบ memberitahukan berita kematian Najasyi, Raja Etiopia (Habasyah), di hari kematiannya. Beliau keluar ke lapangan bersama manusia lalu membuat shaf dan bertakbir empat kali.” (HR. Bukhari no. 1333)
Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah mengatakan:
َِِูููู ุฅِุจَุงุญَุฉُ ุงْูุฅِุดْุนَุงุฑِ ุจِุงْูุฌَِูุงุฒَุฉِ َูุงْูุฅِุนَْูุงู ِ ุจَِูุง َِููุฌْุชَู ِุนَ ุฅَِูู ุงูุตََّูุงุฉِ ุนَََْูููุง َِููู ุฐََِูู ุฑَุฏُّ َِْููู ู َْู ุชَุฃَََّูู ََْููู ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุนَِู ุงَّููุนِْู ุฃََُّูู ุงْูุฅِุนَْูุงู ُ ุจِู َْูุชِ ุงْูู َِّูุชِ ِِููุงุฌْุชِู َุงุนِ ุฅَِูู ุฌَِูุงุฒَุชِِู
Pada hadits ini terdapat kebolehan menyiarkan dan mengumumkan berita jenazah untuk mengumpulkan manusia agar menshalatkannya. Hal ini membantah pendapat pihak yang mentakwil larangan Rasulullah ๏ทบ terhadap An Na’yu bahwa itu adalah mengumumkan kematian supaya orang berkumpul kepada jenazahnya. (Al Istidzkar, 3/26)
Bahkan Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan itu adalah sunnah (mustahab):
ูููู ุงุณุชุญุจุงุจ ุงูุงุนูุงู ุจุงูู ูุช ูุง ุนูู ุตูุฑุฉ ูุนู ุงูุฌุงูููุฉ ุจู ู ุฌุฑุฏ ุงุนูุงู ุงูุตูุงุฉ ุนููู ูุชุดููุนู ููุถุงุก ุญูู ูู ุฐูู ูุงูุฐู ุฌุงุก ู ู ุงูููู ุนู ุงููุนู
ููุณ ุงูู ุฑุงุฏ ุจู ูุฐุง ูุงูู ุง ุงูู ุฑุงุฏ ูุนู ุงูุฌุงูููุฉ ุงูู ุดุชู ู ุนูู ุฐูุฑ ุงูู ูุงุฎุฑ ูุบูุฑูุง
Pada hadits ini terdapat kesunahan mengumumkan kematian selama tidak dengan cara jahiliyah, tapi semata-mata pemberitahuan untuk menshalatkannya dan memenuhi haknya. Ada pun larangan An Na’yu maksudnya adalah pemberitahuan dengan cara jahiliyah yaitu menyebutkan dengan kebanggaan dan selain itu. (Syarh Shahih Muslim, 16/23)
Jadi, tidak benar memukul rata bahwa An Na’yu itu terlarang, Imam Az Zurqaniy Rahimahullah menyebutkan:
ََููุงَู ุงุจُْู ุงْูุนَุฑَุจِِّู: ُูุคْุฎَุฐُ ู ِْู ู َุฌْู ُูุนِ ุงْูุฃَุญَุงุฏِูุซِ ุซََูุงุซُ ุญَุงَูุงุชٍ: ุงْูุฃَُููู: ุฅِุนَْูุงู ُ ุงْูุฃَِْูู َูุงْูุฃَุตْุญَุงุจِ َูุฃَِْูู ุงูุตََّูุงุญِ، ََููุฐَุง ุณَُّูุฉٌ. ุงูุซَّุงَِููุฉُ: ุฏَุนَْูุฉُ ุงْูุฌَََููู ِْููู َُูุงุฎَุฑَุฉِ، ََููุฐَุง ُْููุฑَُู. ุงูุซَّุงِูุซَุฉُ: ุงْูุฅِุนَْูุงู ُ ุจِุงَِّูููุงุญَุฉِ ََููุญَِْููุง، ََููุฐَุง َูุญْุฑُู ُ.
Ibnul ‘Arabiy berkata: Bisa dipetik pelajaran dari kumpulan semua hadits tentang ini menjadi tiga keadaan:
1. Pengumuman untuk keluarga, para sahabat, dan orang-orang baik, maka ini sunnah.
2. Mengundang untuk membanggakan diri, ini makruh.
3. Pengumuman untuk meratapi dan semisalnya, ini haram.
(Syarh Az Zurqaniy ‘alal Muwatha, 2/82)
Demikian. Wallahu A'lam
๐๐๐๐๐๐๐
๐ Farid Nu'man Hasan
๐๐๐ป๐๐๐ป๐๐ป๐ป๐๐
==========================
๐ณ๐ปKonsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan
๐ฒ Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁๐ฐSEDEKAH KUTUB๐ฐ❁ ═
๐ฐ Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
๐ณ Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
๐ฑKonfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊๐ป Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA