📌ARTIKEL MALAM
📖 dari KUTUBer untuk KUTUBer
Hari/Tgl : Ahad, 19 Agustus 2018
08 Dzulhijjah 1439 H
No. :1224/AM/KOM/VIII/2018
Tujuan : KUTUBer & Umum
=========▫▪▫=========
🌿🍃🌿🌿🍃🍃🌿🌿🍃🌿
📚 Anak Menjadi Hafidz atau Juara Kelas
Saat anakku memasuki usia 6 tahun, aku dan istriku mulai memikirkan pendidikannya, anakku harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas, mulailah aku mencari sekolah di jakarta, sampai akhirnya kami memutuskan untuk memasukkannya ke SDIT.
Mencari sekolah SDIT yang berkualitas dan sesuai harapan kami bukanlah hal mudah, akhirnya aku mendapatkan 10 sekolah yang sesuai dengan harapan kami dan setelah aku musyawarahkan dengan istri, kami memutuskan untuk memasukkan anak kami d SDIT dekat rumah alasan utama adalah jaraknya sangat dekat, 200m.
Tiap malam, anakku belajar dengan ibunya dari pukul 18.00-21.00 wib. Kegiatan anakku hanya belajar dan tidur, anakku sangat penurut tidak pernah membantah perkataan orang tuanya.
Saat kami menikmati indahnya kelakuan anak, tiba-tiba ada perubahan yang membuat kami sedih. Aku hampir tiap hari datang ke sekolah untuk meminta maaf dan Menganti apa yang di pecahkan anakku, dari naik meja dan kursi dan sampai memukul teman perempuan dan laki-laki. Aku pun selalu memikirkan hal ini, prestasi anakku sangat bagus tapi selalu membuat masalah. Mata pelajaran konvensional unggul tapi mata pelajaran Islam malah turun seperti bahasa Arab, Agama Islam, Qur'an Hadist, Fiqih dan hafalan Hafidz, hanya 3 ayat atau 1 ayat tidak naik-naik di sekolahnya, setiap ujian selalu mendapatkan nilai terendah paling bagus 6 sisanya di bawah itu.
Setiap malam istriku mendiskusikan anak kami dan hampir tiap hari istri di TLP oleh orang tua murid dari kawan temannya anak kami. Hampir tiap hari istriku menangis, dengan bahasa orang tua murid yang sedikit kasar dan tak berpendidikan... tiap hari anak-anakku di hukum di depan pintu untuk memberikan efek jera (tapi tetap saja di lakukan). Setelah sekian lama berpikir, akhirnya aku dan istri mulai minta doa dan arahan kepada orang tua, tiap hari aku dan istri diskusi dengan orang tua istri. Dan tak lupa aku meminta bantuan doa dari teman-teman KUTUB untuk mendoakan anakku. Alhamdulillaah Akhirnya orang tua bicara
"Cobalah anakmu belajar ngaji sama Ustadzah Hj. Ida." Ucap mertuaku
Aku berpikir apakah hanya ngaji bisa berubah anak saya, setelah lama berpikir mulailah aku mencari informasi tentang pengajian yang di bilang mertua dan setelah sepekan, aku dapat informasi dan akhirnya saya memutuskan untuk datang ke pengajian yang di berikan oleh mertua.
Tanpa aku sadari tiap hari anakku harus setoran hafalan. Anakku mulai menghafal dan setoran per ayat di mulai dari surat Ar-rahman, aku selalu berpikiran, kok ngajinya harus setoran per ayat tiap hari.
Tibalah saatnya pembagian raport anakku, dan raport anakku sangat rendah nilainya. Dia mendapatkan rangking ke 18. Aku pun sangat marah, kok bisa bisa rangking segitu, akhirnya kami putuskan untuk mengurangi jadwal belajar ngaji anaku. Anakku harus belajar tambahan dan mengikuti kursus berbagai macam, kami tidak bisa menerima rangking anakku rendah.
Kemarahanku dan istriku membuat anakku mulai mencuri waktu untuk menghafal dan melaporkan setorannya di pengajiannya, hal ini membuat aku marah besar, disuruh belajar malah menghafal Al-Quran dan surat- surat pendek bukannya di perbaiki nilai malah setoran hapalannya.
Tanpa disadari guru dan kepala sekolah anakku telpon ibunya, istri mulai cemas dan gelisah apalagi yang di buat oleh anak kami, pasti nakal lagi ...pasti jail lagi.... Tapi Khabar dari gurunya dikirimkan Vidio anakku, anakku tampil dan ikut kejuaraan Hafidz. Dan dia mendapatkan juara 1 untuk lomba Hafidz jus 30. dan akupun tidak mendapatkan informasi itu, waktu pulang kerja barulah anak saya mendekat kesaya, dalam hatiku berkata, tuben nihh anak baru datang meluk bapaknya dan bercanda dengan bapaknya.
Tak lama kemudian, istriku menghampiri dan mulai cerita, belum selesai cerita istriku menangis dan ini membuatku marah. Dan akhirnya aku memarahi anakku lagi, setelah kemarahanku reda, anakku membawa piala dan piagam kemudian menyerahkannya kepadaku, pelan tapi pasti aku membaca tulisan yang ada di piala dan piagam itu, ternyata anakku juara 1 Hafidz jus 30.
Semenjak itu aku hanya berpesan kepadanya,
"Bapak tak akan marah nilai mu dapat 60, 70 atau 100 atau hanya dapat 40 (nilai konvensional seperti IPA Dll, bapak tak akan marah ... Kamu tidak boleh dapat 7 untuk bahasa Arab Dll...."
Alhamdulillah sampai sekarang dengan rangking 20 anak saya masih masuk di kelas unggulan karena beberapa kali menang kejuaraan Hafidz antar SD dan tidak punya akreditasi sampai akreditasi B+ ( menjadi murid berprestasi) di sekolahnya dalam bidang Agama...menjadi andalan di sekolahnya untuk mengikuti lomba dan kejuaran Hafidz
Tiap hari anakku terus berdoa untuk bapak dan ibunya. Alhamdulillah rezeki terus datang Doa Anak Sholeh kepada orang tuanya sanggat luar biasa ... Mari didik anak kita menjadi Hafidz .... Bisa mendoakan dan membaca Al-quran maupun menshalatkan kita kalau kita meninggal 🙏🙏🙏
▪▫▪
✍🏻 Indra Fardan (Admin K-184/sekretaris Kormin 07 )
🌿🍃🌿🌿🍃🌿🌿🍃🌿
=========▫▪▫=========
📬 Bagi Kutuber yang punya bakat menulis dan ingin berbagi dengan Kutuber lainnya silahkan kirim email ke : 📧Divisipromosi.kutub@gmail.com
Atau kirim ke:
☎ 0812-3461-6737 (Fita)
📌Tulisan maksimal 5 paragraf
🖇Editor berhak merubah tulisan sepanjang tidak merubah isi
=========▫▪▫=========
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💠 Norek : Bank Muamalat >> 3180005019
💠 Ac : Komunitas Tahajud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudah mendapatkan identitas member Kutub)
💠Konfirmasi : 📱 0857-4937-6876 (Bendahara)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
*✊🏻Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)*
📖 dari KUTUBer untuk KUTUBer
Hari/Tgl : Ahad, 19 Agustus 2018
08 Dzulhijjah 1439 H
No. :1224/AM/KOM/VIII/2018
Tujuan : KUTUBer & Umum
=========▫▪▫=========
🌿🍃🌿🌿🍃🍃🌿🌿🍃🌿
📚 Anak Menjadi Hafidz atau Juara Kelas
Saat anakku memasuki usia 6 tahun, aku dan istriku mulai memikirkan pendidikannya, anakku harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas, mulailah aku mencari sekolah di jakarta, sampai akhirnya kami memutuskan untuk memasukkannya ke SDIT.
Mencari sekolah SDIT yang berkualitas dan sesuai harapan kami bukanlah hal mudah, akhirnya aku mendapatkan 10 sekolah yang sesuai dengan harapan kami dan setelah aku musyawarahkan dengan istri, kami memutuskan untuk memasukkan anak kami d SDIT dekat rumah alasan utama adalah jaraknya sangat dekat, 200m.
Tiap malam, anakku belajar dengan ibunya dari pukul 18.00-21.00 wib. Kegiatan anakku hanya belajar dan tidur, anakku sangat penurut tidak pernah membantah perkataan orang tuanya.
Saat kami menikmati indahnya kelakuan anak, tiba-tiba ada perubahan yang membuat kami sedih. Aku hampir tiap hari datang ke sekolah untuk meminta maaf dan Menganti apa yang di pecahkan anakku, dari naik meja dan kursi dan sampai memukul teman perempuan dan laki-laki. Aku pun selalu memikirkan hal ini, prestasi anakku sangat bagus tapi selalu membuat masalah. Mata pelajaran konvensional unggul tapi mata pelajaran Islam malah turun seperti bahasa Arab, Agama Islam, Qur'an Hadist, Fiqih dan hafalan Hafidz, hanya 3 ayat atau 1 ayat tidak naik-naik di sekolahnya, setiap ujian selalu mendapatkan nilai terendah paling bagus 6 sisanya di bawah itu.
Setiap malam istriku mendiskusikan anak kami dan hampir tiap hari istri di TLP oleh orang tua murid dari kawan temannya anak kami. Hampir tiap hari istriku menangis, dengan bahasa orang tua murid yang sedikit kasar dan tak berpendidikan... tiap hari anak-anakku di hukum di depan pintu untuk memberikan efek jera (tapi tetap saja di lakukan). Setelah sekian lama berpikir, akhirnya aku dan istri mulai minta doa dan arahan kepada orang tua, tiap hari aku dan istri diskusi dengan orang tua istri. Dan tak lupa aku meminta bantuan doa dari teman-teman KUTUB untuk mendoakan anakku. Alhamdulillaah Akhirnya orang tua bicara
"Cobalah anakmu belajar ngaji sama Ustadzah Hj. Ida." Ucap mertuaku
Aku berpikir apakah hanya ngaji bisa berubah anak saya, setelah lama berpikir mulailah aku mencari informasi tentang pengajian yang di bilang mertua dan setelah sepekan, aku dapat informasi dan akhirnya saya memutuskan untuk datang ke pengajian yang di berikan oleh mertua.
Tanpa aku sadari tiap hari anakku harus setoran hafalan. Anakku mulai menghafal dan setoran per ayat di mulai dari surat Ar-rahman, aku selalu berpikiran, kok ngajinya harus setoran per ayat tiap hari.
Tibalah saatnya pembagian raport anakku, dan raport anakku sangat rendah nilainya. Dia mendapatkan rangking ke 18. Aku pun sangat marah, kok bisa bisa rangking segitu, akhirnya kami putuskan untuk mengurangi jadwal belajar ngaji anaku. Anakku harus belajar tambahan dan mengikuti kursus berbagai macam, kami tidak bisa menerima rangking anakku rendah.
Kemarahanku dan istriku membuat anakku mulai mencuri waktu untuk menghafal dan melaporkan setorannya di pengajiannya, hal ini membuat aku marah besar, disuruh belajar malah menghafal Al-Quran dan surat- surat pendek bukannya di perbaiki nilai malah setoran hapalannya.
Tanpa disadari guru dan kepala sekolah anakku telpon ibunya, istri mulai cemas dan gelisah apalagi yang di buat oleh anak kami, pasti nakal lagi ...pasti jail lagi.... Tapi Khabar dari gurunya dikirimkan Vidio anakku, anakku tampil dan ikut kejuaraan Hafidz. Dan dia mendapatkan juara 1 untuk lomba Hafidz jus 30. dan akupun tidak mendapatkan informasi itu, waktu pulang kerja barulah anak saya mendekat kesaya, dalam hatiku berkata, tuben nihh anak baru datang meluk bapaknya dan bercanda dengan bapaknya.
Tak lama kemudian, istriku menghampiri dan mulai cerita, belum selesai cerita istriku menangis dan ini membuatku marah. Dan akhirnya aku memarahi anakku lagi, setelah kemarahanku reda, anakku membawa piala dan piagam kemudian menyerahkannya kepadaku, pelan tapi pasti aku membaca tulisan yang ada di piala dan piagam itu, ternyata anakku juara 1 Hafidz jus 30.
Semenjak itu aku hanya berpesan kepadanya,
"Bapak tak akan marah nilai mu dapat 60, 70 atau 100 atau hanya dapat 40 (nilai konvensional seperti IPA Dll, bapak tak akan marah ... Kamu tidak boleh dapat 7 untuk bahasa Arab Dll...."
Alhamdulillah sampai sekarang dengan rangking 20 anak saya masih masuk di kelas unggulan karena beberapa kali menang kejuaraan Hafidz antar SD dan tidak punya akreditasi sampai akreditasi B+ ( menjadi murid berprestasi) di sekolahnya dalam bidang Agama...menjadi andalan di sekolahnya untuk mengikuti lomba dan kejuaran Hafidz
Tiap hari anakku terus berdoa untuk bapak dan ibunya. Alhamdulillah rezeki terus datang Doa Anak Sholeh kepada orang tuanya sanggat luar biasa ... Mari didik anak kita menjadi Hafidz .... Bisa mendoakan dan membaca Al-quran maupun menshalatkan kita kalau kita meninggal 🙏🙏🙏
▪▫▪
✍🏻 Indra Fardan (Admin K-184/sekretaris Kormin 07 )
🌿🍃🌿🌿🍃🌿🌿🍃🌿
=========▫▪▫=========
📬 Bagi Kutuber yang punya bakat menulis dan ingin berbagi dengan Kutuber lainnya silahkan kirim email ke : 📧Divisipromosi.kutub@gmail.com
Atau kirim ke:
☎ 0812-3461-6737 (Fita)
📌Tulisan maksimal 5 paragraf
🖇Editor berhak merubah tulisan sepanjang tidak merubah isi
=========▫▪▫=========
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💠 Norek : Bank Muamalat >> 3180005019
💠 Ac : Komunitas Tahajud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudah mendapatkan identitas member Kutub)
💠Konfirmasi : 📱 0857-4937-6876 (Bendahara)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
*✊🏻Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)*
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA