📓📕📗📘📙📔
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Selasa, 14 Agustus 2018
03 Dzulhijjah 1439 H
No. : 1227/AM/KOM/VIII/2018
Materi : Hadits
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
🌺 Hadist Arba'in Ke 34 :
Menyingkirkan Kemungkaran (Bag. 5)
📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR.Musthafa Dieb al-Bugha
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم[
Abu Sa’id al-Khudriy ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.” (HR. Muslim)
10. Saling menasehati, dan bukan membuat kekacauan
Dalam memberantas kemungkaran, tidak semestinya menggunakan pedang dan berbagai senjata lainnya, hingga menimbulkan pertumpahan darah. Yang dituntut sebenarnya adalah saling memberi nasehat, dan inilah sebenarnya inti ajaran agama, sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah saw.:
“Agama itu nasehat.” Kami bertanya, 'Bagi siapa?' Beliau bersabda, “Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin muslim kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim)
Adapun nasehat terhadap kitab-kitab Allah adalah dengan mengamalkannya. Nasehat terhadap Rasul-Rasul Allah adalah dengan komitmen terhadap sunnahnya, sedangkan nasehat terhadap orang-orang muslim baik penguasa maupun rakyat adalah dengan saling melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
Allah swt berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُولٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)
11. Antara keras dan lunak dalam melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar
Amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya dilaksanakan dengan penuh bijaksana, sebagaimana firman Allah swt:
ادْعُ إِلٰى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجٰدِلْهُمْ بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ
“Serulah [manusia] kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Hikmah tentu disesuaikan dengan kondisi orang yang dihadapi dan perkara yang akan disampaikan. Kadang harus menggunakan ucapan yang lunak dan basa-basi. Kadang juga harus keras. Sebagaimana firman Allah swt:
اذْهَبَآ إِلٰى فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغٰى
فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشٰى
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. ThaaHaa: 43-44)
Allah swt berfirman:
يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ جٰهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ
“Hai Nabi, berjihadlah [melawan] orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.” (QS. At-Taubah: 73)
Allah swt berfirman:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ
“Maka sampaikanlah segala apa yang diperintahkan.” (QS. Al-Hijr: 94)
Karena itulah, orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar harus memiliki sifat-sifat tertentu. Di antaranya yang terpenting adalah: lemah lembut, adil dan berilmu.
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Tidak layak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, kecuali orang yang memiliki dua sifat yaitu lembut terhadap apa yang dia perintahkan dan terhadap apa yang dia larang, dan memahami apa yang dia perintahkan dan apa yang ia larang.”
Imam Ahmad berkata, “Manusia perlu kelembutan. Karena itu, amar ma’ruf nahi mungkar pun harus dilakukan dengan lembut. Kecuali terhadap orang yang sengaja menampakkan kemungkarannya. Mereka tidak ada kelembutan kepadanya.”
Ahmad berkata, “Menyuruh dengan lembut dan tidak angkuh. Jika tidak mendapatkan sambutan yang tidak mengenakkan hati tidak marah. Disebutkan bahwa jika melewati hal-hal yang dibenci, teman-teman Ibnu Mas’ud mengingatkan agar tidak gegabah.”
12. Sabar dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar
Ibnu Syubrumah berkata, “Amar ma’ruf nahi mungkar itu seperti jihad. Satu orang harus bisa bersabar ketika berhadapan dengan dua orang. Ia tidak boleh melarikan diri. Tapi jika yang dihadapi lebih dari dua, ada keringanan baginya. Jika ia bisa menanggung derita yang didapat, itu lebih baik.” Ungkapan senada juga dinyatakan oleh Imam Ahmad.
Allah swt berfirman,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ أَصَابَكَ
“Dan suruhlah [manusia] mengerjakan yang baik dan cegahlah [mereka] dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (QS. Lukman: 17)
Jika yang ditakuti adalah cercaan atau kata-kata yang menyakitkan, maka kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar masih tetap berlaku.
(Bersambung...)
★★★★
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
=============================
👳🏻Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
📲 Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
💳 Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
📱Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
*ARTIKEL MALAM*
Hari/Tgl. : Selasa, 14 Agustus 2018
03 Dzulhijjah 1439 H
No. : 1227/AM/KOM/VIII/2018
Materi : Hadits
Tujuan : KUTUBer & Umum
========= ❁❁❁❁ =========
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
🌺 Hadist Arba'in Ke 34 :
Menyingkirkan Kemungkaran (Bag. 5)
📚 Al-Wafi; Imam Nawawi; DR.Musthafa Dieb al-Bugha
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم[
Abu Sa’id al-Khudriy ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu tingkatan iman paling lemah.” (HR. Muslim)
10. Saling menasehati, dan bukan membuat kekacauan
Dalam memberantas kemungkaran, tidak semestinya menggunakan pedang dan berbagai senjata lainnya, hingga menimbulkan pertumpahan darah. Yang dituntut sebenarnya adalah saling memberi nasehat, dan inilah sebenarnya inti ajaran agama, sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah saw.:
“Agama itu nasehat.” Kami bertanya, 'Bagi siapa?' Beliau bersabda, “Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin muslim kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim)
Adapun nasehat terhadap kitab-kitab Allah adalah dengan mengamalkannya. Nasehat terhadap Rasul-Rasul Allah adalah dengan komitmen terhadap sunnahnya, sedangkan nasehat terhadap orang-orang muslim baik penguasa maupun rakyat adalah dengan saling melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
Allah swt berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُولٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)
11. Antara keras dan lunak dalam melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar
Amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya dilaksanakan dengan penuh bijaksana, sebagaimana firman Allah swt:
ادْعُ إِلٰى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجٰدِلْهُمْ بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ
“Serulah [manusia] kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Hikmah tentu disesuaikan dengan kondisi orang yang dihadapi dan perkara yang akan disampaikan. Kadang harus menggunakan ucapan yang lunak dan basa-basi. Kadang juga harus keras. Sebagaimana firman Allah swt:
اذْهَبَآ إِلٰى فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغٰى
فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشٰى
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. ThaaHaa: 43-44)
Allah swt berfirman:
يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ جٰهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ
“Hai Nabi, berjihadlah [melawan] orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.” (QS. At-Taubah: 73)
Allah swt berfirman:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ
“Maka sampaikanlah segala apa yang diperintahkan.” (QS. Al-Hijr: 94)
Karena itulah, orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar harus memiliki sifat-sifat tertentu. Di antaranya yang terpenting adalah: lemah lembut, adil dan berilmu.
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Tidak layak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, kecuali orang yang memiliki dua sifat yaitu lembut terhadap apa yang dia perintahkan dan terhadap apa yang dia larang, dan memahami apa yang dia perintahkan dan apa yang ia larang.”
Imam Ahmad berkata, “Manusia perlu kelembutan. Karena itu, amar ma’ruf nahi mungkar pun harus dilakukan dengan lembut. Kecuali terhadap orang yang sengaja menampakkan kemungkarannya. Mereka tidak ada kelembutan kepadanya.”
Ahmad berkata, “Menyuruh dengan lembut dan tidak angkuh. Jika tidak mendapatkan sambutan yang tidak mengenakkan hati tidak marah. Disebutkan bahwa jika melewati hal-hal yang dibenci, teman-teman Ibnu Mas’ud mengingatkan agar tidak gegabah.”
12. Sabar dalam melakukan amar ma’ruf nahi mungkar
Ibnu Syubrumah berkata, “Amar ma’ruf nahi mungkar itu seperti jihad. Satu orang harus bisa bersabar ketika berhadapan dengan dua orang. Ia tidak boleh melarikan diri. Tapi jika yang dihadapi lebih dari dua, ada keringanan baginya. Jika ia bisa menanggung derita yang didapat, itu lebih baik.” Ungkapan senada juga dinyatakan oleh Imam Ahmad.
Allah swt berfirman,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ أَصَابَكَ
“Dan suruhlah [manusia] mengerjakan yang baik dan cegahlah [mereka] dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (QS. Lukman: 17)
Jika yang ditakuti adalah cercaan atau kata-kata yang menyakitkan, maka kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar masih tetap berlaku.
(Bersambung...)
★★★★
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
=============================
👳🏻Konsultasi: 081254571543 (Apry Zakaria Ramadhan)
📲 Info KUTUB : Bit.ly/media_kutub
-----------**-----------
═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═
💰 Bank Muamalat Nomor rekening: 3180005019
💳 Ac : Komunitas Tahajjud Berantai atau Ke Member Account KUTUB masing-masing (bagi yang sudahu mendapatkan identitas member Kutub)
📱Konfirmasi : 0857-4937-6876 (Bendahara KUTUB)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Thanks for reading & sharing KUMPULAN ILMU DAN CERITA